Reuni Alumni 212 di Monas Jakarta
Kehadiran Jokowi di Reuni 212 Dinilai Bisa Turunkan Tensi Politik
Menurut Gun Gun, saat itu kehadiran Jokowi saat itu dapat menurunkan tensi jelang Pilkada DKI Jakarta.
TRIBUNSOLO.COM - Pengamat politik UIN Syarif Hidayatulah, Gun Gun Heryanto, menilai jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadir pada acara Reuni 212 dapat berefek positif untuk menurunkan tensi politik.
Gun Gun mencontohkan kehadiran Jokowi pada Aksi 212, dua tahun silam.
Menurut Gun Gun, saat itu kehadiran Jokowi saat itu dapat menurunkan tensi jelang Pilkada DKI Jakarta, seperti dikutip TribunSolo.com dari Tribunnews.com.
"Menurut saya tidak ada salahnya juga untuk datang, toh 212 dulu kan Jokowi juga datang dan bisa membuat suasana cooling down."
"Suasana menjadi jauh lebih terkendali karena Jokowi hadir di situ bersama sama apalagi diselingi salat berjamaah apalagi tensi politik turun," ujar Gun Gun di Litera Cafe, Ciputat, Tangerang Selatan, Jumat (30/11/2018).
Terlebih, menurut Gun Gun, jika pesaing Jokowi dalam Pilpres 2019, Prabowo Subianto, ikut hadir.
Menurutnya momen tersebut dapat menjadi momen pemersatu antara kedua kandidat.
"Apalagi kalau 212 bisa nyatuin Jokowi dan Prabowo di satu panggung."
"Orang pelukan pake bendera merah putih aja di forum olahraga menjadi oase apalagi kalau 212 yang menyatukan mereka," tutur Gun Gun.
• Arsul Sani: Yang Ikut Reuni 212 Bisa Dipastikan Tidak Pilih Jokowi
Menurut Gun Gun, kehadiran kedua tokoh tersebut juga dapat memberikan citra publik yang baik terhadap gerakan 212.
Gun Gun menilai hal ini dapat menetralisir anggapan publik kepada gerakan 212 yang sejauh ini dianggap memihak kepada salah satu kubu dalam Pilpres 2019.
"Orang akan berbeda justifikasinya terhadap 212, orang akan menganggap 212 tidak berada dalam politik satu kaki. Berada di salah satu kubu," jelas Gun Gun.
Namun dirinya mewanti-wanti agar undangan ini diberikan secara riil atau hanya retoris saja.
Serta dimaksudkan untuk menjadi senjata menyerang salah satu kandidat yang dianggap berseberangan dengan kelompok 212.
"Dan tidak kemudian menjadikan proses reuni itu menjadi psywar berlebihan."