Mahfud MD Sampaikan Ucapan 'Sedih dan Duka' untuk Said Didu
Mahfud MD bersedih dan berduka untuk sahabatnya Muhammad Said Didu. Mahfud MD sampai tak bisa konsentrasi ceramah.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNSOLO.COM - Pakar Hukum dan Tata Negara, Mahfud MD bersedih dan berduka.
Sedih dan duka tersebut disampaikan kepada sahabatnya, Muhammad Said Didu.
Bahkan Mahfud mengaku tidak bisa berkonsentrasi saat ceramah lantaran kabar duka tersebut.
• Jawaban Mahfud MD saat Ditanya Orang Jepang tentang Demokrasi Indonesia yang Berjalan Mundur

Diketahui, saat ini Mahfud sedang berada di Jepang, Minggu (9/12/2018).
Mahfud MD sedang mengisi ceramah di Shizuoka, Jepang.
Namun ada satu hal yang mengganjal di hatinya.
Sehingga ia tak kuasa memikirkan sahabatnya tersebut.
Diketahui, Mahfud MD dan Said Didu memang bersahabat sejak lama.
Mereka kerap saling berinteraksi lewat media sosial.
Pun kali ini, ketika Mahfud MD menyampaikan ungkapan dukanya melalui Twitternya.
Kabar duka apakah yang disampaikan oleh Mahfud MD kepada Said Didu?
Ungkapan duka tersebut adalah duka kekalahan klub Manchester City Vs Chelsea dalam lanjutan Liga Inggris musim ini.
Diterangkan oleh Mahfud MD, Manchester City kalah 0-2 Vs Chelsea.
Lebih lanjut, Mahfud MD berharap Said Didu tabah menghadapi kekalahan tersebut.
• Mahfud MD Merasa Khawatir dan Ngeri Bayangkan Generasi Masa Depan yang Bercita-cita Menjadi Koruptor
"Pak @saididu dengan sedih dan duka, sy yang sedang berceramah di Shizuoka, Jepang, mendengar kabar, Mancester City td malam tewas di tangan Chelsea 0-2.
Membayangkan duka Pak Said Didu sy tidak bs konsentrasi berceramah.
Saya berharap Pak Said Didu tabah menghadapi musibah ini," kicau Mahfud, Minggu (9/12/2018).
Mahfud MD Merasa Khawatir dan Ngeri Bayangkan Generasi Masa Depan yang Bercita-cita Menjadi Koruptor
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengungkapkan indeks persepsi korupsi (IPK) di Indonesia cukup buruk.
Dijelaskan oleh Mahfud MD, IPK buruk tersebut dihitungnya sejak era reformasi.
Yakni 20 tahun silam atau pada tahun 1998, usai tumbangnya era orde baru.
Diungkapkan oleh Mahfud MD, IPK Indonesia selalu naik tiap tahunnya.
Angka rata-rata kenaikannya kurang dari satu (1) setiap tahunnya dengan interval 1-100.
Pada tahun 1998, IPK Indonesia berada di angka 20.
Selanjutnya naik menuju angka 34 pada tahun 2014.
Dan sampai 2017 dan 2018 ini, angka IPK Indonesia naik 3 angka menjadi 37.
Lebih lanjut Mahfud mengatakan jika korupsi masih merajalela di Indonesia.
Namun, menurut Mahfud, Indonesia masih beruntung karena memiliki Komisi Pemberantas Korupsi (KPK).
"Selama 20 thn reformasi indeks persepsi korupsi (ipk) buruk, rerata naiknya kurang dari 1 setiap tahunnya.
Dgn rentang 1-100, pd thn 1998 ipk kita 20, hny menjadi 34 pd thn 2014 dan hny naik 3 sejak 2015 menjadi 37 pd 2017 (skrng).
Korupsi trs bersimaharajalela. Untung, ada KPK," kata Mahfud melalui kicauan Twitternya, Jumat (7/12/2018).
Kicauan Mahfud tersebut mendapat beragam tanggapan dari netizen.
Salah satunya dari netizen bernama @dkarhita.
Akun tersebut mengatakan bahwa korupsi telah menjadi cita-cita sebagian orang untuk mendapat kekayaan dengan cepat.
Menanggapi hal tersebut, Mahfud juga merasa khawatir dan ngeri.
Ia khawatir dan ngeri jika generasi masa depan sudah terpengaruh dan bercita-cita kelak mendapat kesempatan untuk melakukan tindak korupsi.
Dikatakan oleh Mahfud, saat ini ada istilah terkena operasi tangkap tangan (OTT) hanyalah apes belaka.
Atau terkena OTT karena kurang lincah dalam melakukan praktik korupsi.
Pantas saja jika Mahfud MD merasa khawatir dan ngeri akan hal tersebut.
Namun Mahfud tetap optimis dan mendorong adanya upaya perbaikan yang dijalankan secara terus-menerus.
"Ya, saya khawatir bahkan ngeri membayangkan, jangan-jangan anak2 kita skrng ini sdh banyak yg terpengaruh dan ber-cita2 agar kelak mendapat kesempatan korupsi.
Era skrng ini ada yg bilang, kalau kena OTT hny krn apes, kurang lincah dlm bermain.
Tp upaya memperbaiki hrs trs jalan," kicau Mahfud.
(*)