Mahfud MD Tegaskan Kerja KPK Tanpa Pandang Bulu: Parpol Mana yang Tak Disentuh KPK?
Mahfud MD mengatakan bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak tebang pilih dalam memberantas koruptor.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNSOLO.COM - Mahfud MD mengatakan bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak tebang pilih dalam memberantas koruptor.
Hal ini disampaikan oleh Mahfud MD saat mendapat pertanyaan dari netizen terkait pandangannya tentang KPK, Minggu (9/12/2018).
Netizen bernama @abdurac43803719 tersebut menilai jika korupsi hanyalah permainan para pejabat yang memiliki kesempatan.
Lebih lanjut @abdurac43803719 menanyakan nyali KPK, apakah berani menindak perilaku koruptif yang dilakukan oleh partai penguasa.
• Mahfud MD Tulis 5 Catatan tentang Korupsi: Yang Ingin Indonesia Selamat, Tegakkan Hukum dan Keadilan
"Korupsi kan cuma Permianan pejabat yg punya kesempatan.
Apa @KPK_RI berani kl pejabat yg Korupsi dr partai pendukung atau justru dr anggota partai penguasa.
Kayanya msh jauh prof," kicau @abdurac43803719.
Mahfud MD menampik keraguan yang disampaikan oleh @abdurac43803719.
Menurut Mahfud MD, semua partai politik yang mempunyai wakil di DPR sudah pernah disentuh oleh KPK.
Tak ada satupun partai politik yang tidak pernah ditindak oleh KPK.
"Anda boleh tanya kpd saya: parpol yang mana yang punya wakil di DPR yang tidak disentuh oleh KPK?
Tak satu pun, semua parpol dirangkepin kok oleh KPK," kicau Mahfud menanggapi netizen.
• Mahfud MD Sampaikan Duka kepada Said Didu, Sudjiwo Tedjo Justru Bangga
Sebelumnya, Mahfud juga menuliskan lima (5) catatan untuk memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia yang bertepatan pada hari ini, Minggu (9/12/2018).
Catatan pertama, Mahfud MD meminta segenap pihak untuk mendukung Komisi Pemberantasa Korupsi (KPK) memburu para koruptor.
Mahfud MD juga menyebut bahwa kehadiran KPK memberi optimisme bahwa Indonesia adalah negara yang anti korupsi.
Catatan kedua, Mahfud MD menyinggung soal rasa kecewa atas indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia yang rendah.
Pada tahun 1998 IPK Indonesia adalah 20.
Selanjutnya pada tahun 2014, IPK Indonesia menjadi 34.
Kemudian semakin memburuk di tahun 2017 dengan IPK 37.
Jika dihitung sejak tahun 1998, maka setiap tahun ada kenaikan satu angka.
Kondisi ini akan semakin buruk menurut Mahfud MD jika tidak ada KPK.
Catatan ketiga, Mahfud MD mengatakan jika KPK telah bekerja keras untuk menjalankan tugasnya.
Walau di sisi lain, KPK kekurangan dan terbatas tenaga dan dananya.
Mahfud MD juga memandang KPK sebagai lembaga yang independen dan tidak pandang bulu.
Lebih lanjut, Mahfud MD mengatakan bahwa tidak ada partai politik yang bisa mendikte KPK.
Begitu juga pemerintah dan DPR, pun tidak bisa mengintervensi KPK.
• Mahfud MD Sampaikan Ucapan Sedih dan Duka untuk Said Didu
Catatan keempat, Mahfud MD menyebut adanya musuh dalam selimut, yakni koruptor yang menyedot kekayaan negara.
Mahfud MD mengatakan, pada era revolusi kemerdekaan musuh bangsa Indonesia adalah penjajah dari bangsa asing.
Namun kini, mengutip kata Mohammad Hatta, menurut Mahfud MD musuh bangsa adalah teman atau orang Indonesia sendiri.
Lebih tepatnya, Mahfud MD menyebut para pejabat yang korup.
Catatan kelima, Mahfud MD meminta untuk memperjuangkan kedaulatan dan tegaknya hukum dan keadilan.
Disebutkan oleh Mahfud MD, pada zaman dahulu, seorang nasionalis atau patriot mengekspresikan kecintaannya kepada tanah air dengan ikut perang melawan penjajah.
Namun saat ini, basis nasionalisme tak lagi tentang perang dan diganti dengan hukum dan keadilan.
Oleh karena itu, menurut Mahfud, jika ingin Indonesia selamat, maka tegakkanlah hukum dan keadilan.
• Jawaban Mahfud MD saat Ditanya Orang Jepang tentang Demokrasi Indonesia yang Berjalan Mundur
Catatan Mahfud ini disampaikan melalui kicauan Twitternya di bawah ini.
"HAI warga bangsa pembela ranah air. Hr ini adl Hari Anti Korupsi Sedunia.
Mari, melalui @KPK_RI kita ucapkan Selamat Hari Anti Korupsi.
Kita dukung dan dorong KPK utk istiqamah memberantas korupsi tanpa pandang bulu spt selama ini, menindak siapa pun dan dari partai mana pun," kicau Mahfud, Minggu (9/12/2018).
"(HAK-1) Tulus demi bangsa dan negara, dalam rangka peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (HAK) hari ini, mari kita dukung @KPK_RI untuk terus memburu koruptor.
Kehadiran KPK memberi optimisme bahwa bangsa Indonesia anti korupsi dan negara punya lembaga yg bisa diandalkan."
"(HAK-2) Banyak yang kecewa krn indeks persepsi korupsi (ipk) kita scr internasional sangat rendah.
Pd 1998 ipk kita 20 dan merambat naik bagai siput menjadi hny 34 pd thn 2014 serta hanya naik 3 menjadi 37 pd thn 2017.
Untungnya ada KPK. Mnrt sy, kalau tdk ada KPK bs lbh jelek."
"(HAK-3) KPK tentu pny kekurangan krn keterbatasan tenaga & dana.
Tapi KPK sdh bekerja habis2an dgn prestasi yg cukup bagus.
KPK independen dan tdk pandang bulu.
Tdk ada parpol yg bs mendiktenya, koruptor dari parpol mana pun ditindak.
Pemerintah dan DPR jg tak bs mengintervensi."
"(HAK-4) Saat revolusi kemerdekaan menjaga eksistensi Indonesia relatif mudah krn musuh kita jelas "bangsa asing".
Tp, kata Bung Hatta, perjuangan skrng ini jauh lbh berat krn yang hrs dihadapi adl teman (orang) kita sendiri.
Tepatnya, musuh kita skrng adl pejabat2 kita yg korup."
"(HAK-5) Nasionalisme dan patriotisme kita zaman dulu bisa diekspresikan dengan perang konvensional melawan bangsa lain, tapi basis nasionalisme kita skrng hrs diganti dgn hukum & keadilan.
Siapa pun yg ingin Indonesia selamat: berjuanglah menegakkan hukum & keadilan. Ayo @KPK_RI," pungkas catatan Mahfud MD.
(*)