Pilpres 2019
Tergabung dalam Gerakan Golfud 'Golongan Mahfud', Mahfud MD Mengajak untuk Tidak Golput
Mahfud MD menyebut adanya gerakan yang bernama Golfud, yang artinya adalah golongan Mahfud. Ke mana arah gerakan Golfud ini?
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNSOLO.COM - Mahfud MD kerap menyuarakan gerakan anti golput (golongan putih) menghadapi Pemilu.
Diketahui golput artinya adalah tidak menggunakan hak pilih kita di Pemilu.
Alasan orang golput pun bermacam-macam.
Ada yang merasa tidak ada calon yang pantas untuk dipilih hingga alasan karena malas berangkat ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
• Mahfud MD Tegaskan Kerja KPK Tanpa Pandang Bulu: Parpol Mana yang Tak Disentuh KPK?
Apapun alasannya, Mahfud MD meminta masyarakat untuk tidak golput.
"Eggak boleh golput karena alasan 'saya mau golput karena nggak ada calon yang bagus baik Presiden dan DPR', jangan," sebagaimana kata Mahfud saat memberi pembekalan kepada para calon anggota legislatif dari Partai Solidaritas Indonesia di Jakarta, Senin (20/8/2018) silam, dilansir TribunSolo.com dari Tribunnews.com.
"Kita memilih ini bukan untuk memilih yang bagus betul, tapi menghindari orang jahat untuk pimpin negara," sambung dia.
Hal yang sama kini diungkapkan oleh Mahfud MD melalui kicauan Twitternya tatkala menanggapi netizen yang mengaku akan golput.
Daripada menjadi golput, Mahfud MD menyarankan untuk menjadi golfud.
Golfud adalah golongan Mahfud.
Namun bukan berarti golongan Mahfud harus memilih nama Mahfud MD di Pemilu.
Karena sebagaimana diketahui, Mahfud MD tidak ikut mencalonkan diri di eksekutif maupun legislatif Pemilu 2019. Sehingga kita tidak bisa memilihnya di bilik TPS.
• Peringati Hari HAM, Mahfud MD Ungkapkan Peran Agama dalam Menegakkan HAM Melalui Kisah Nabi Muhammad
Golongan Mahfud ini mengajak masyarakat untuk menggunakan hak konstitusionalnya untuk memilih di Pemilu.
Golfud ini diinisiasi oleh Dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas, Feri Amsyari.
Tujuan dari adanya golfud ini adalah mengajak masyarakat untuk memilih calon yang baik.
Jika tidak ada yang baik, Golfud menyarankan untuk memilih yang sedikit jeleknya.
"Sy bergabung dlm komunitas Golfud (Golongan Mahfud) yg digagas oleh dosen FH Unand Feri Amsyari.
Yakni memilih yg lbh baik, memilih yg lbh sedikit jeleknya.
Tak ada kandidat yg sempurna, tapi memilih adl hak konstitusional yang sayang kalau tidak digunakan," kicau Mahfud di Twitternya, Selasa (11/12/2018).
• Mahfud MD Tulis 5 Catatan tentang Korupsi: Yang Ingin Indonesia Selamat, Tegakkan Hukum dan Keadilan
Obrolan singkat Tribun dengan Mahfud MD membahas adanya golfud
Berikut ini obrolan singkat Mahfud MD bersama Tribunnews.com tentang golfud
Tribun (T): Bagaimana asalnya dan apa arti Golfud itu?
Mahfud MD (M): Istilah itu semula dimunculkan oleh dosen Hukum Tata Negara dari Universitas Andalas, Padang, Feri Amsari.
Saat saya tidak jadi diumumkan sebagai cawapres dia bilang akan menjadi Golongan Mahfud (Golfud) yang maksudnya akan memilih dalam Pilpres sesuai dengan arah politik Mahfud MD.
T: Mengapa terus bergulir ya?
M: Istilah itu kemudian dicuitkan oleh Ahmad Sahal dengan arti baru yakni tetap memilih dalam Pilpres tetapi tidak akan memilih caleg dalam Pilleg.
T: Terus bergulir kemana-mana ya?
M: Ya, karena kemudian istilah itu dicuitkan juga oleh Goenawan Mohamad (GM) dan Abdillah Thoha yang intinya tidak akan memilih caleg di Pileg tapi akan memilih Pak Jokowi di Pilpres.
Jadi Golfud menurut mereka adalah golput di Pileg tapi memilih di Pilpres.
Tampaknya mereka kecewa dengan manuver parpol-parpol saat penentuan cawapres.
T: Apa memang begitu artinya?
M: Ya, terserah masing-masing lah. Kan bukan saya yang membuat istilah Golfud itu.
Tapi tokoh-tokoh Koalisi Masyarakat Sipil punya arti lain lagi.
Katanya Golfud itu tetap mencoblos tapi diletakkan di luar gambar calon. Mencoblos di bagian putihnya saja.
T: Kalau Anda sendiri bagaimana mengartikan Golfud itu?
M: Terlepas dari istilahnya, seperti saya bilang kepada Glenn dan Tompi, saya pasti akan memilih karena memilih itu hak konstitusional yang sangat berharga.
Saya menganjurkan kepada semua warga negara untuk memilih calon atau pasangan calon yang ada.
Jangan Golput lah, rugi.
T: Lalu Anda akan memilih siapa?
M: Kalau saya boleh mengartikan Golfud itu begini. Pertama, kita harus memilih sesuai dengan pilihan hati nurani kita masing-masing tentang mana calon yang lebih baik atau yang lebih sedikit negatifnya.
Kedua, saya akan memilih salah satu calon sesuai dengan keyakinan saya tapi saya tak akan mengajak orang lain untuk memilih sesuai dengan pilihan saya.
Silahkan pilih sesuai dengan pilihannya sendiri-sendiri, langsung dan rahasia.
Yang penting jangan golput atau tidak memilih. Golput itu memubazirkan hak konstitusional. (*)