Tipu 19 Pemuda Masuk Pendidikan Kepolisian, Pria Asal Medan Ini Ditangkap Polsek Pasar Kliwon
Seorang pria asal Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara yakni Ferry Syahputra Hasibuan diamankan oleh Polsek Pasar Kliwon Solo
Penulis: Eka Fitriani | Editor: Putradi Pamungkas
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Eka Fitriani
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Seorang pria asal Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara yakni Ferry Syahputra Hasibuan diamankan oleh Polsek Pasar Kliwon Solo.
Ferry memberi iming-iming kepada 19 korban untuk bisa mengikuti pendidikan Kepolisian dengan memberikan sejumlah uang.
Korban sendiri telah mengirimkan uang beratus ratus juta untuk mengikuti pendidikan.
Kasus ini dapat terbongkar aparat kepolisian pada Senin (17/12/2018) malam.
• Saat Anggota Komisi II DPRD Solo Jadi Petugas Palang Pintu Perlintasan Kereta Api
Ferry sendiri bertugas sebagi oknum yang berpura-pura menjadi instruktur latihan dasar kepolisian.
Untuk mengelabuhi para korban pria ini mengaku sebagai anggota Badan Intelejen dan Pengamanan (Baintelkam) Mabes Polri berpangkat Kompol.
“Kalau yang menjaring bukan saya ada lagi diatas saya, dari Jakarta," katanya saat gelar perkara di Polsek Pasar Kliwon, Selasa (18/12/2018) sore.
"Saya hanya dikasih tugas melatih anak-anak saja dan membeli peralatan latihan kepolisian," katanya.
• Jane Shalimar Beri Peringatan pada Orang yang Cari Masalah dengan Hotman Paris : Sama Aja Cari Mati
Ferry membeli peralatan tersebut dibelakang Polresta Surakarta.
"Satu set saya beli Rp 7 juta lalu saya bagikan kepada mereka,” katanya.
Ferry melatih para korban selama beberapa pekan terakhir dikawasan Karesidenan Surakarta.
Selain itu juga 3 pekan di salah satu villa di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.
Sedangkan 3 hari latihan dilakukan di Kusumah Sahid Price Hotel (KSPH).
• KPU Karanganyar Sosialisasikan Pemutakhiran Data Pemilih Pemilu 2019
Saat pelatihan tersebut Ferry menceritakan melatih fisik, seperti lari, push up, sit up hingga renang.
Sedangkan untuk biaya operasional selama latihan dirinya mendapatkannya dari oknum yang menjaring korban.
"Total biaya operasional yang telah masuk ke rekening pribadi ada sebesar Rp. 900 juta," katanya.
Sedangkan untuk uang yang dikirim korban dirinya tidak mengetahui.
• Unggahan Paul Pogba seusai Kepergian Jose Mourinho dari Manchester United
Penipuan tersebut terbongkar saat pelaku melakukan kegiatan di hotel KSPH.
Hal tersebut karena ada laporan dari Bhabinkamtibmas Kelurahan Kampung Baru akhir pekan silam.
Kapolsek Pasar Kliwon, AKP Ariakta Gagah Nugraha menejalaskan dari hasil penyelidikan ternyata ada satu laporan masuk terkait kasus penipuan tersebut di Polres Ngawi.
"Setelah mendapat informasi tersebut, kita langsung mengamankan pelaku di KSPH,” katanya.
• Tiga Hari Lagi, Flyover Manahan akan Dioperasikan pada 21 Desember 2018 Mulai Pukul 06.00 WIB
Dari hasil peyidikan awal, modus yang dilakukan komplotan pelaku adalah menjaring para calon siswa yang gagal dalam ujian tahun ini.
Kepada para korban, para pelaku mematok harga.
Untuk pendidikan Bintara, korban ditarik uang iuran Rp 550 juta, sedangkan untuk pendidikan Akpol dipatok Rp 1 hingga 2 miliar.
Uang tersebut digunakan untuk biaya peralatan, uang akomodasi latihan hingga meloloskak korban ke pendidikan. (*)