Diminta 'Turun Gunung' Menangkan Prabowo-Sandi, Fahri Hamzah Beberkan Kelebihan Kubu Jokowi
Warganet meminta kepada Fahri Hamzah agar 'turun gunung', terutama untuk bertarung secara naratif mewakili kubu Prabowo-Sandi. Bagaimana jawabannya?
Penulis: Hanang Yuwono | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, kembali membuat cuitan soal dinamika politik jelang Pilpres 2019.
Kali ini menyoroti seputar kemampuan narasi antara kubu Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Sebelumnya, Fahri Hamzah lewat akun Twitternya @Fahrihamzah, Rabu (2/1/2019), berkomentar tentang video menyangkut masa lalu Prabowo Subianto.
Menurut Fahri Hamzah, kini semakin banyak orang mengulik masa lalu Prabowo Subianto di militer.
"Prabowo tidak pernah ambil gaji,
Bapak Sadimin mantan anak buah Beliau, adalah saksi hidup bagaimana seorang pemimpin selalu memperjuangkan kesejahteraan anak buahnya," cuit seorang warganet.
Fahri Hamzah pun membalas cuitan tersebut.
"Ini akibat mengungkit masa lalu," cuit Fahri Hamzah.
Cuitan Fahri Hamzah itu kemudian menarik perhatian seorang warganet pengguna Twitter.
Tapi yang menjadi perhatian warganet bersangkutan bukanlah masa lalu Prabowo Subianto.
Melainkan mengkritisi kemampuan narasi para pendukungnya, terutama ketika tampil dalam sesi debat di televisi atau media sosial.
Warganet tersebut pun sempat meminta kepada Fahri Hamzah agar 'turun gunung', terutama untuk bertarung secara naratif mewakili kubu Prabowo-Sandi.
"Bang turun gunung dong dukung 08 kesel saya lihat tivi cuma @rockygerung yang bisa debat bikin narasi yang cerdas dan bernilai estetika.
Anyway TKN prabowo cc: @Gerindra kalau lawan utopis seperti @budimandjatmiko turunin sekelas @Dahnilanzar dong kalau nd kalah narasi ini," cuit warganet berakun @HardimasHP.
Di antara sejumlah cuitan balasan yang menghiasi linimasa media sosial Twitter miliknya, perhatian Fahri Hamzah pun tertuju kepada balasan @HardimasHP itu.
Fahri Hamzah pun menjelaskan, jika sebenarnya narasi atau opini bukanlah kelemahan Prabowo-Sandi.
Tapi kelemahan mereka ada di penguasaan wilayah.
Sebaliknya, Fahri Hamzah justru mengatakan jika kubu Jokowi cukup kuat di lintas itu.
"Problem @prabowo dan @sandiuno bukan di opini....mereka terlalu kuat di opini....problem mereka di teritori....petahana terlalu kuat tim lapangannya....," balas Fahri sembari menyertakan emoji senyum.
Fahri Hamzah sebelumnya juga pernah memberi saran kepada Prabowo Subianto jelang Pilpres 2019.
Hal itu dilakukan Fahri Hamzah agar Prabowo Subianto lebih siap dalam menghadapi kubu petahan, Joko Widodo, di ajang Pilpres 2019 mendatang.
Menurut Fahri Hamzah, kubu oposisi yang diwakili Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto kurang lihai dalam mengolah data untuk menunjukkan kelemahan pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Padahal, menurut Fahri, ada banyak kekurangan dari pemerintahan Jokowi yang bisa menjadi amunisi bagi kubu Prabowo untuk mengkritik pada kampanye Pilpres 2019.
Jika masalah ini tidak berubah, Fahri meyakini Joko Widodo akan kembali memenangi pilpres.
"Kalau yang masih ada ini, misalnya grupnya Pak Prabowo, kelihatan Pak Prabowo belum lincah. Kurang lincah."
"Kalau Pak Prabowo ngadepin Jokowinya kayak begini, dia enggak bakal menang," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/7/2018), dikutip TribunSolo.com dari Kompas.com.
Ia mengatakan, semestinya Prabowo lebih lihai dalam memanfaatkan data dan lebih sering tampil di depan publik untuk menunjukkan perekonomian Indonesia yang terpuruk.
Fahri menambahkan, pemerintahan Jokowi melalui Badan Pusat Statistik (BPS) bisa saja merilis data yang menunjukkan seolah perekonomian membaik.
Namun, jika kubu Prabowo jeli, ia meyakini data-data tersebut bisa dibantah kemudian ditunjukkan kekurangan dari pemerintah.
"Cuma itu belum tampak. Jadi ini nasibnya bisa jadi kaya Kroasia."
"Petahana enggak jebol. Padahal sebenarnya, kesalahan petahana itu banyak."
"Harusnya oposisi lebih kreatif," lanjut dia. (*)