Jawab Sindiran Andi Arief Soal Penikmat Demokrasi, Mahfud MD Justru Sentil Kaum Milenial
Mahfud MD menanggapi pernyataan Andi Arief yang menyebutnya penikmat demokrasi.
Penulis: Rohmana Kurniandari | Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNSOLO.COM - Debat panas antara Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dengan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief masih berlanjut.
Awalnya, Andi Arief meminta publik untuk tidak mempercayai Mahfud MD.
Menurut Andi, Mahfud hanyalah penikmat demokrasi, bukan bagian yang terlibat aktif memperjuangkannya.
Andi Arief juga mengaku mengenal Mahfud di Yogyakarta.
"Jangan terlalu percaya dengan Prof @mohmahfudmd, karena dalam catatan saya memang beliau penikmat demokrasi, bukan bagian yang terlibat aktif memperjuangkan, saya kenal beliau di Jogya," cuit Andi Arief, Kamis (10/1/2019).
• Mahfud MD Geram Disebut Bahaya oleh Andi Arief: Gugatlah Partai Demokrat, Protes ke SBY
Selanjutnya, Andi Arief menyinggung soal pernyataan Mahfud MD di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) tvOne, pada Selasa (8/1/2019).
Adapun tema yang diangkat malam itu adalah "Menguji Netralitas KPU".
Pada kesempatan itu, Mahfud mengulas soal sengketa pemilu di zaman Orde Baru dan Reformasi serta kecurangan dalam pemilu.
Rupanya pernyataan Mahfud terkait kecurangan pemilu dianggap berbahaya bagi Andi Arief.
"Peryataan paling berbahaya dari Prof @mohmahfudmd di ILC adalah: KPU atau aiapapun yg dianggap curang kalau tidak melebihi perbedaan suara antar paslon aman-aman saja," ujar Andi.
Andi Arief pun menyertakan logika Mahfud MD yang dianggapnya berbahaya.
Misalnya, jika ada kecurangan 4 juta suara tidak dipermasalahkan selama perbedaan suara antar capres adalah 9 juta.
Menurut Andi Arief, pemikiran tersebut sangatlah bahaya.
"Dengan logika berbahaya dari Prof @mohmahfudmd, kalau ada kecurangan 4 jt suara tidak apa2, selama perbedaan suara antar capres adalah 9 jt. BAHAYA," imbuhnya.
• Polisi Cecar Pelapor Andi Arief dengan 20 Pertanyaan terkait Hoax 7 Kontainer Surat Suara Palsu
Mahfud MD pun tak tinggal diam mendapat sindiran dari Andi Arief.
Melalui cuitan di akun Twitternya, Mahfud menampik anggapan Andi Arief dengan menyertakan dasar hukum pada pendapatnya.
Menurutnya, semua itu sudah tertuang dalam UU No. 8 Tahun 2011.
Di mana Undang-undang tersebut dibuat ketika Partai Demokrat berkuasa.
Mahfud pun menyebut bahwa Undang-undang itu ditandatangani oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat masih menjabat sebagai presiden.
Ia lantas menanyakan kembali ke Andi Arief apakah hal itu berbahaya.
"Loh, ini kan ketentuan UU No. 8 Tahun 2011.
UU itu dibuat ketika Partai Demokrat menguasai Legislatif dan Eksekutif.
Yg mengundangkan dan menandatangani UU itu Presiden SBY.
Itu berbahaya, ya?
Kalau bgt bs dibilang yg membuat bahaya ya, Pak Anu....
Sampaikan kpd beliau dong," tulis Mahfud, menanggapi cuitan Andi Arief.
• Besok, Andi Arief Akan Laporkan 200 Lebih Akun Twitter ke Bareskrim Polri
Tak cukup sampai disitu, Mahfud kembali menanggapi sindiran Andi Arief dan menyentil kaum milenial.
Baru-baru ini, Mahfud mengaku bertemu dengan anak-anak milenial.
Mahfud pun meminta mereka untuk menikmati demokrasi untuk memanusiakan kemanusiaan.
Di akhir wejangannya untuk anak muda, Mahfud justru berkelakar dan menyebut dirinya juga menikmati demokrasi meski tak ikut memperjuangkan demokrasi.
"Sy baru ketemu anak2 mileneial yg sangat kreatif tp bergerak bebas dan merdeka.
Sy bilang kpd mereka, "nikmatilah demokrasi".
Nikmati demokrasi utk memanusiakan kemanusiaanmu.
Spt sy ini, menikmati demokrasi meski tak ikut memperjuangkan demokrasi pd tahun 1945. Hahaha," cuit Mahfud.
Selain menikmati demokrasi, Mahfud juga meminta kaum muda untuk menjaga negara ini.
Menurut Mahfud, yang dihadapi anak muda saat ini salah satunya narkoba.
Ia pun menghimbau untuk tidak dekat-dekat dengan barang haram itu.
"Bro, anak2 milenial.
Nikmatilah demokrasi, jagalah negara ini.
Perang membela negara yg kamu hadapi skrang adl proksi, termasuk narkoba.
Jgn dekat2 narkoba.
Sekali terjerat narkoba kalian merusak kemanusiaanmu; akan berani membohongi orang tuamu, isterimu, anakmu, dan rakyatmu," imbuhnya.
• Kritisi Penyelenggara Pemilu Orde Baru vs Reformasi, Mahfud MD: KPU Selalu Salah di Mata yang Kalah
(TribunSolo.com/Rohmana Kurniandari)