Pembuat Lampion di Pasar Gede, Solo Pernah Buat Lampion Raksasa dan Sukses Cetak Rekor MURI
Pembuat lampion di Pasar Gede Solo, Heru Subianto pernah buat lampion raksasa dan sukses cetak rekor MURI.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: Sri Juliati
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNSOLO.COM - Heru Subianto (70) tengah bercengkerama bersama rekan-rekannya di dalam Kelenteng Tien Kok Sie, Pasar Gede, Solo, sore itu.
Dalam suasana sore yang hangat, ia dan rekan-rekannya tampak bercakap satu sama lain.
Hiruk-pikuk Pasar Gede dan ramainya jalanan seolah tak mengganggu obrolan mereka.
Di dalam ruangan kelenteng, warna merah terlihat mendominasi.
Puluhan nyala lilin berkilatan menyulap suasana temaram kelenteng menjadi semakin sakral.
• Cerita Pembuat Lampion Shio di Solo, Tak Mau Terlalu Pikirkan Omzet yang Penting Masyarakat Bahagia
Sekilas, TribunSolo.com seolah dibawa masuk ke masa lampau bagaikan berada di film kolosal.
Walau sempat ragu untuk menegur, TribunSolo.com akhirnya menyapa Heru dan meminta waktu sejenak untuk menggali informasi seputar lampion Imlek yang terpasang indah di Pasar Gede.
Menyerap kabar dari berbagai sumber, Heru Subianto atau dikenal dengan nama Soei Tie Bian adalah sosok yang membuat beragam lampion saat Imlek di Kota Bengawan.
Dengan senyum ramah, Heru menerima permintaan TribunSolo.com untuk bercakap-cakap perihal lampion.
Ia mengajak TribunSolo.com untuk ke luar kelenteng dan mencari tempat yang agak sepi.
• Imlek 2019, Perajin Lampion di Solo Banjir Pesanan

Setelah berjalan ke luar kelenteng, Heru memutuskan untuk menuju bangku kosong yang berada di teras kelenteng sebelah timur.
Di situ ia mempersilakan TribunSolo.com menggali sejumlah informasi terkait lampion karyanya yang selalu menerangi perayaan Imlek di Solo.
Kepada TribunSolo.com, Heru mengaku mulai menggeluti usaha pembuatan lampion sejak tahun 2007.
Kala itu, Heru hanya membuat lampion kecil dengan beragam bentuk.
"Saya mulai membuat lampion sejak tahun 2007, dulu membuat lampion kecil biasa," ujar Heru kepada TribunSolo.com, Sabtu (26/1/2019).
Suatu ketika, ia mendapat pesanan dari Jakarta untuk membuat lampion besar yang mampu masuk rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).
"Kemudian ada Pak Hendra, yang mengenalkan saya dengan bekas Pangdam Jawa Tengah, menyuruh saya membuat lampion terbesar biar bisa masuk MURI," imbuhnya.
• Tahun Politik dan Harga Bahan Baku Naik, Pembuat Lampion Shio di Solo Mengaku Jumlah Pesanan Menurun
Tak dinyana, tantangan tersebut yang menjadi awal mula nama Heru kian terkenal.
Heru tak ingin hanya membuat lampion yang ukurannya besar
Ia merasa tertantang untuk membuat lampion yang berukuran besar namun juga memiliki bentuk yang bagus dan presisi.
"Saya pikir-pikir masih mampu. Bentuknya harus sesuai to, nggak gede aja, tapi bentuknya gak karu-karuan," ungkapnya.

Saat itu, ada dua bentuk lampion yang hendak ia buat, yakni berbentuk kapal raja-raja Tiongkok dan kapal Laksamana Cheng Ho.
"Waktu itu ada dua rencana, yang pertama kapalnya Cheng Ho, yang kedua kapalnya raja-raja Tiongkok."
Akhirnya pihak pemesan memilih lampion bentuk kapal-kapal raja Tiongkok.
Setelah semuanya fix, Heru lantas membuat perkiraan ukuran lampion yang bisa memecahkan rekor MURI.
"Saya buat panjangnya 24 meter, lebarnya 7 meter dan tinggi 14 meter," ungkap Heru.
• Imlek 2019 di Solo, Cu Pat Kay Dipasang Megah di Depan Kelenteng Tien Kok Sie, Pasar Gede
Heru sempat menemui kendala dalam pembuatan lampion, yakni tidak adanya ruangan yang cukup untuk membuat lampion raksasa tersebut.
Di tengan kendala itu, beruntung ia mendapat pinjaman tempat dari pihak Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.
Walhasil, usaha keras Heru dan timnya berbuah hasil manis.
Lampion buatannya berhasil menembus rekor MURI.
"Lampion di jakarta juga lolos MURI, bagi saya itu suatu kebanggaan."
"Walaupun lelah, tapi di hati cukup senang."
"Setelah itu, banyak orang tahu kalau saya bisa membuat lampion," ungkapnya.
Dalam perayaan Tahun Baru Imlek 2019 ini, Heru diminta untuk membuat lampion 12 shio di Pasar Gede Solo.
Tak hanya itu, pria yang akrab disapa dengan nama Soei Tie Bian ini juga membuat lampion Punakawan (Semar, Gareng, Petruk dan Bagong), lampion Dewa Rejeki dan lampion Cu Pat Kay (babi).
Totalnya, ada 18 lampion buatan Heru yang dipasang di Pasar Gede Solo. (*)