Wiyanto, Kakek 80 Tahun Asal Desa Pojok Tawangsari Sukoharjo, Hidup Sebatang Kara di Rumah Gedek
Wiyanto seorang kakek yang berusia sekitar 80 tahun, warga Dusun Gendengan RT 01/RW 04, Pojok, Tawangsari, Sukoharjo, harus rela hidup sendiri.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Wiyanto seorang kakek yang berusia sekitar 80 tahun, warga Dusun Gendengan RT 01/RW 04, Pojok, Tawangsari, Sukoharjo, harus rela hidup sendiri di rumahnya.
Dari penuturan saudaranya, Triyono, Wiyanto tidak meiliki anak, sementara istrinya sudah lama meninggal.
"Saat ini saya yang merawat mbah, namun saya tidak bisa menjaganya 24 jam, saya juga harus bekerja dan merawat ibu saya yang single parent," katanya.
Selain tinggal seorang diri, Wiyanto juga harus rela hidup di rumahnya yang bisa dibilang tidak layak huni.
Rumahnya yang berukuran 7 x 6 meter ini masih beralaskan tanah di seluruh bagian rumah.

Dinding masih dari gedek, yang bagian dalam dilapisi seng untuk menutupi bagian yang bolong.
Di setiap sudut rumah terlihat kotor tidak terawat, banyak tumpukan bambu dan kayu bakar yang sudah tidak terpakai.
Sementara itu, tempat MCK-nya bisa dikatakan sangat tidak layak pakai.
Hanya ada sebuah lubang yang dicor dijadikan sebagai kloset, dan sebuah papan yang dipakai Wiyanto untuk berselonjor saat buang air besar.
"Kalau mau buang air besar, bisanya duduk, kalau pakai yang angsa itu (jongkok) tidak bisa," katanya.

Menurut Triyono, di desanya mendapatkan program MCK untuk mencegah masyarakat Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
"Kalau di Gendengan di setiap rumah pasti ada jatah MCK, cuma belum sampai sini, saya belum tau sampai sini kapan," katanya.
Triyono bersyukur dalam merawat kakeknya itu tidak pernah ada kendala, karena Wiyanto cukup mudah.
"Saat merawat mbah tidak ada kendala, makannya mbah juga gampang, makannya pake nasi sayur saja," katanya. (*)