Teror Penembakan di Selandia Baru
Puji PM Selandia Baru, Fahri Hamzah: di Sini Ada Duka, Pemimpinnya Sibuk Kampanye
Sikap cepat tanggap yang ditunjukkan Ardern ini pun menuai banyak pujian dari publik di berbagai negara. Salah satunya Fahri Hamzah.
Penulis: Hanang Yuwono | Editor: Hanang Yuwono
"Jacinda Ardern (perdana Menteri Selandia Baru), seorang perempuan muda terpuji.
Ia menarik simpati dan perhatian dunia, terlibat secara emosional dlm duka bangsanya.
Di sini, ada duka, pemimpinnya sibuk kampanye dan peresmian bermotif terselubung. korban bencana dibiarkan saja," tulis Fahri, Selasa (19/3/2019) malam.
Cuitannya itu lantas menuai reaksi beragam warganet.
Sekilas tentang Jacinda Ardern, dikutip TribunSolo.com dari Tribun Pontianak, Jacinda Ardern (38) menjadi perdana menteri termuda dalam 150 tahun terbentuknya Negara Selandia Baru.

Hal itu sekaligus menjadikannya sebagai pemimpin wanita termuda di dunia.
Pada tahun 2008, Jacinda Ardern menjadi kandidat anggota parlemen dari Partai Buruh untuk mewakili distrik Waikato.
Ia kemudian terpilih di usianya yang baru 28 tahun, sekaligus menjadikannya anggota parlemen termuda.
Dalam pidato-pidatonya ia dikenal sebaga pendukung dari kebijakan penggunaan bahasa Maori di sekolah-sekolah Selandia Baru.
Ia juga mengecam respons dan kebijakan pemerintah Selandia Baru terhadap perubahan iklim yang ia nilai sebagai sesuatu yang "memalukan".
Pasca pengunduran Andrew Little sebagai pemimpin Partai Buruh pada 1 Agustus 2017, hanya sebulan sebelum pemilihan umum Selandia Baru dilaksanakan, Jacinda Ardern berhasil terpilih sebagai ketua baru Partai Buruh.
Sebagai pemimpin Partai Buruh yang baru, Ardern berhasil membuat Partai Buruh meraih 36.9% suara pemilih, dimana pada bulan Juli sebelumnya, survey menunjukan Partai Buruh hanya masuk dalam 25% preferensi pemilih.
Setelah lobi-lobi yang cukup alot, Jacinda Ardern akhirnya berhasil memperoleh koalisi untuk mengamankan setidaknya 63 kursi di Parlemen Selandia Baru, sekaligus membuatnya naik menjadi Perdana Menteri ke-40 Selandia Baru.
Seperti pendahulunya Helen Clark, Jacinda Ardern dalam pidato-pidato dan kebijakannya memberi perhatian khusus terhadap seni serta warisan dan kebudayaan Selandia Baru.
Lebih khusus lagi, ia menyatakan akan mengurangi dampak dari kemiskinan terhadap anak-anak.