Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Novel Baswedan Yakin Niat Pelaku Penyiram Air Keras Tak Sekadar Melukai Namun Juga Membunuhnya

"Jadi kalau saya melihat ini bukan hanya untuk melukai. Saya yakin ini untuk membunuh," ujar Novel.

Penulis: Noorchasanah Anastasia Wulandari | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan memberikan keterangan kepada wartawan usai mengikuti nonton bareng dan diskusi 'Menolak Diam' memperingati 1 tahun kasus teror air keras terhadap Novel Baaswedan di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (11/4/2018). 

TRIBUNSOLO.COM - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, memberikan tanggapannya saat ditanya oleh komika Pandji Pragiwaksono terkait aksi penyerangan terhadapnya pada 11 April 2017 silam.

Pandji menanyakan soal dugaan pelaku yang memilih menggunakan air keras untuk disiramkan ke tubuh Novel, bukannya bertindak hal lain.

Novel pun menduga niat awal pelaku adalah untuk mencelakai bahkan hingga menghilangkan nyawanya.

Novel Baswedan: Jika Presiden Bentuk Tim Pencari Fakta, Tak Ada Risiko Apapun Kecuali Bisa Terungkap

"Kenapa serangan yang diambil adalah penyiraman air keras? Kalau misal Mas Novel ingin mengungkap sesuatu yang berbahaya, dibunuh adalah jalan keluar (untuk pelaku) yang lebih rasional karena orangnya enggak bisa ngomong lagi," tanya Pandji kepada Novel pada tayangan vlog di YouTubenya, Selasa (26/3/2019).

"Penyerangan air keras itu bukan hanya untuk melukai tapi bisa membunuh. Beberapa kasus memperlihatkan orang yang disiram air keras bisa terbunuh," jawab Novel.

"Saat saya diserang air keras dengan jumlah sebanyak itu, saya merasakan gagal napas. Masalahnya adalah ketika itu saya bisa mendapatkan air dalam 20 detik untuk menetralkan air keras yang ada di wajah saya," lanjutnya.

Lanjutan Kasus Novel Baswedan, Tim Gabungan Datangi Malang dan Periksa Sejumlah Saksi

Novel pun memprediksi jika aksi tanggapnya tak cepat dilakukan, bisa saja dirinya terbunuh seperti korban lainnya.

"Kalau tidak (mencari air), kemungkinan saya akan terbunuh juga. Jadi kalau saya melihat ini bukan hanya untuk melukai. Saya yakin ini untuk membunuh," ujar Novel.

Novel juga menjelaskan kaitan air keras yang ternyata menunjukkan kebencian yang luar biasa.

Pada tayangan vlog bersama Pandji tersebut, Novel juga mengungkapkan rasa sakit yang ia derita semenjak menjadi korban penyiraman air keras.

Novel Baswedan Kutuk Aksi Penyerangan Terhadap Dua Pegawai KPK

"Sakitnya luar biasa memang. Saya merasakan sendiri disiram air keras di wajah itu rasanya seperti terbakar," katanya.

"Saya pernah pada saat tertentu saat sedang dirawat, saya pernah bermimpi merasakan kembali sakit luar biasa itu," aku Novel.

Simak video obrolan keduanya di bawah ini:

Polisi Bantah Pembentukan Tim Gabungan Usut Kasus Novel Baswedan Sarat Kepentingan Politik

Diberitakan sebelumnya, Novel mengaku memandang sebelah mata proses pengungkapan kasus penyerangan yang dialaminya.

Pasalnya, hampir 2 tahun berlalu, belum ada titik terang terkait kasus penyiraman air keras terhadap dirinya, tepatnya sejak 11 April 2017.

Ia khawatir jika presiden, sosok yang paling ia harapkan bisa membantu menuntaskan kasusnya, justru takut untuk mengungkapnya.

Pernyataan ini pernah Novel sampaikan pula dalam sebuah diskusi di KPK pada November 2018 lalu.

Kuasa Hukum Novel Baswedan Sebut Tim Gabungan Hanya Akan Zero Hasil

"Pertanyaannya, kira-kira Presiden takut enggak mengungkap ini? Kalau Presiden takut mengungkap ini, saya sangat sedih," ujar Novel.

Novel pun kemudian memberikan penilaiannya terkait bantuan presiden jika membentuk tim gabungan untuk mengusut kasus-kasus yang mengancam penyidik KPK.

Ia menegaskan tidak akan ada risiko jika presiden benar-benar menerjunkan tim gabungan untuk mengungkap kasus penyerangannya.

Polri Bentuk Tim Khusus untuk Mengusut Kasus Novel Baswedan

"Tentunya saya punya banyak indikator untuk mengatakan soal itu,"

"Logika saya adalah kalau presiden membentuk tim gabungan pencari fakta, risikonya apa?"

"Tidak ada risiko apapun, kecuali risikonya akan bisa terungkap,"

"Apakah itu risiko yang positif atau negatif?" kata Novel kepada Pandji.

Novel Baswedan Berharap Jokowi Desak Polri Ungkap Kasus Teror ke KPK

Penilaian tersebut yang menjadi kekhawatiran Novel terhadap presiden yang dimungkinkan takut untuk mengungkap kasusnya.

Selain itu, Novel juga menyayangkan pihak-pihak yang justru diam saja melihat banyaknya ancaman yang datang kepada anggota KPK.

"Orang-orangnya KPK yang sedang mengungkap, semuanya digangguin," kata Novel.

"Persekongkolan jahat itu tidak boleh dibiarkan, mau sampai kapan?"

Novel Baswedan Butuh Peran Aktif Presiden Jokowi untuk Ungkap Kasus Penyerangan Terhadapnya

"Siapa pun yang mengetahui korupsi-korupsi yang luar biasa di Indonesia, harusnya marah,"

"Sangat tidak nasionalisme kalau kemudian mengetahui begitu parahnya korupsi namun tidak marah," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved