Pilpres 2019
Cak Nun: Memilih Presiden Itu seperti Memilih Suami atau Istri
Emha Ainun Nadjib atau yang akrab disapa Cak Nun, menegaskan untuk memilih presiden sama halnya saat memilih pasangan, baik suami atau istri.
Penulis: Noorchasanah Anastasia Wulandari | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
TRIBUNSOLO.COM - Budayawan sekaligus tokoh intelektual, Emha Ainun Nadjib atau yang akrab disapa Cak Nun, menegaskan untuk memilih presiden sama halnya saat memilih pasangan, baik suami atau istri.
"Suci, agung, penasaran, ada gejolak dalam batin kita, seperti itu rasanya," kata Cak Nun dalam acara Maiyah yang ditayangkan di YouTube, Kamis (11/4/2019).
Cak Nun menjelaskan persamaan antara memilih pasangan dengan memilih pemimpin.
• Cak Nun: Presiden yang Dibutuhkan oleh Bangsa Indonesia Bukanlah Siapa
Yakni sama-sama memilihnya dengan hati.
"Meskipun tidak seindah memilih pasangan tapi kasusnya sama," lanjutnya.
"Bedanya jika institusi, ormas atau parpol, dia harus transparan,"
"Jika memilih individu, nikmatilah rahasia cinta di dalam dirimu masing-masing," katanya.
• Jawaban Cak Nun soal Sosok Presiden yang Pantas Memimpin Indonesia pada 2019-2024
Ayah dari Noe Letto ini pun juga menyarankan agar pilihan yang sudah diambil sebaiknya tidak perlu diumbar apalagi membandingkan satu sama lain.
Sama halnya soal pasangan, baik-buruknya pasangan yang kita tahu, tidak perlu diketahui oleh orang lain.
Cak Nun pun juga menyayangkan jika perbedaan pilihan soal Pilpres 2019 berakibat peperangan dan permusuhan antarindividu.
• Mahfud MD Tegaskan Langkah Presiden Jokowi dan KPU soal Polemik Pencoretan Nama OSO Bukan Kesalahan
"Jadi kamu enggak usah berantem tentang Jokowi atau Prabowo, karena itu rahasiamu masing-masing," jelasnya kepada para hadirin.
Pada kesempatan itu, Cak Nun juga memberikan saran agar warga tidak menyia-nyiakan pilihannya atau golput.
Di sisi lain, menggunakan hak suara, kata Cak Nun, demi menghargai para petugas di tempat pemungutan suara (TPS).
• Seusai Cerita Gagal Temui Prabowo, Cak Nun Buat 11 Pertanyaan untuk Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandi
Ia pun memberikan pertimbangan kenapa warga harus menggunakan hak suaranya.
"Datanglah ke TPS, nomor satu pertimbangannya adalah menghargai panitia lokal pemungutan suara (PPS),"
"Mereka sudah menyiapkan macam-macam, sudah pada kerja tapi kamu tidak datang, kan kecewa hatinya,"
"Jadi datanglah, biar lega hatinya," kata Cak Nun.
• Sinau Bareng Cak Nun, Bupati Juliyatmono Ingatkan soal Pemilu: Cari yang Paling Memberi Manfaat
Kembali lagi, soal urusan siapa yang akan dipilih tetap menjadi hak masing-masing.
"Perkara nanti di dalam (bilik suara), tidak ada yang tahu kecuali kamu, malaikat dan Allah,"
"Nah di dalam, terserah kamu saja," tutupnya.
Simak videonya di bawah ini:
Presiden yang Dibutuhkan Indonesia
Sebelumnya Cak Nun sempat menjelaskan gambaran sosok presiden yang dirasa tepat memimpin Indonesia selama lima tahun mendatang.
Menurut Cak Nun melalui tulisannya pada situs resminya, Senin (1/4/2019), menegaskan sosok presiden yang dibutuhkan oleh Indonesia bukan soal siapa-nya.
Melainkan, lanjut Cak Nun, soal 'tahu apa' dan 'bisa bagaimana'.
• Atiqah Hasiholan Tanggapi Fahri Hamzah yang Bandingkan Kasus Hoaks Ratna Sarumpaet dengan AKP Sulman
"Presiden yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia bukanlah “siapa”, melainkan “tahu apa” dan “bisa bagaimana”," tulis Cak Nun pada pembukaan tulisannya.
Bagi Cak Nun, siapa pun bisa menjadi presiden Indonesia, menjadi pemimpin untuk periode 2019-2024.
Namun sosok pemimpin tersebut hendaknya tahu soal kebutuhan mendasar bangsa Indonesia di masa kini hingga puluhan tahun mendatang.
Ayah Noe Letto ini mengibaratkan Indonesia layaknya bus besar.
Penumpang sebagai rakyat Indonesia.
• Hanum Rais Putri Amien Rais Komentari Debat Pilpres: Prabowo Begitu Memukau, Jokowi Tampak Terkejut
Pertanyaan pun muncul dari Cak Nun ditujukan kepada kedua paslon capres-cawapres terkait kunci keselamatan bus berisi banyak penumpang tersebut.
"Apakah kunci keselamatan atau kebangkitannya terletak pada sopirnya ataukah pada kondisi bisnya, sasisnya, mesinnya, atau seluruh struktur badannya?" tanya Cak Nun.
"Apakah NKRI perlu ditimbang ulang atau dipertimbangkan kembali segala sesuatunya, dari undang-undang dasar dan bentuk kenegaraannya hingga pandangan hidup dan tujuan sejarahnya, dari pemahamannya terhadap dunia global hingga strategi pembangunannya. Atau tidak," lanjutnya.
Lebih lanjut, Cak Nun juga membahas soal pemikiran para calon pemimpin negeri terkait keadaan bangsa Indonesia.
• Mahfud MD Sebut Ada Generasi 100 Persen Lebih Pintar: Tanpamu, Indonesia Tak Bisa Menjadi Apa-apa
Hal tersebut guna mempertimbangkan kembali tentang NKRI di masa mendatang.
"Kalau Capres Cawapres dan para pemimpin Negeri ini berpikir “Indonesia sudah benar dan baik-baik saja”, maka silakan jalan.
Kalau beliau-beliau yakin tidak perlu berpikir ulang dan mempertimbangkan kembali berbagai hal tentang NKRI, saya tidak akan mendesakkan apapun saja.
Saya sudah terbiasa menyimpan atau tidak mengungkapkan berbagai macam analisis dan persepsi saya atas kondisi Indonesia," tulis Cak Nun. (*)