Pemilu 2019
Bawaslu Solo Sempat Temukan KPPS Keliru Tulis Berita Acara dan C1 Berhologram Masih Kosong
Bawaslu Solo mengungkap sempat menemukan petugas KPPS keliru menulis berita acara dan C1 berhologram masih kosong.
Penulis: Asep Abdullah Rowi | Editor: Hanang Yuwono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Asep Abdullah Rowi
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Solo mengungkap sempat menemukan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) keliru menulis berita acara dan C1 berhologram masih kosong.
Anggota Bawaslu Solo Divisi Penyelesaian Sengketa, Arif Nuryanto mengungkapkan, penemuan keleliruan menuliskan berita acara dan C1 berhologram masih kosong atau belum diisi, terjadi di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) selama masa perhitungan suara.
"Karenakan faktor kelelahan, sehingga menyebabkan beberapa KPPS keliru dalam menuangkan berita acara dan C1 berhologram masih kosong," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Senin (22/4/2019).
• Terjunkan 66 Pengawas, Bawaslu Solo Cegah Potensi Terjadinya Penggelembungan atau Penyusutan Suara
"Namun karena kesigapan kami (Bawaslu) langsung disempurnakan,"ujar dia menegaskan.
Adapun sampai sejauh ini atau menjelang seminggu setelah perhitungan dan rekapitulasi suara, Bawaslu menurut dia belum mendapatkan pengaduan soal sengketa Pemilu 2019.
"Nanti langsung ke Mahkamah Konstitusi (MK), tatapi kami belum dapat pengaduan yang berkaitan dengan sengketa," terang dia.
Lebih lanjut dia menjelaskan, sampai dengan sejauh ini Bawaslu tetap menerjubkan puluhan pengawas tingkat kecamatan hingga kelurahan agar proses rekapitulasi berjalan baik.
• Soal Polemik Pemilu 2019, Mahfud MD: Nanti akan Ketahuan Ada Kecurangan atau Tidak
“Pengawas di lapangan kami tekankan jangan segan memberikan masukan jika memang harus ada revisi atau lainnya," jelasnya.
Dia pembeberkan, pemilu serentak dengan lima surat suara itu membuat berbagai petugas di KPPS, pengawas dan petugas keamanan mengalami kelelahan, karena proses rekap pleno tingkat kecamatan dilaksanakan hingga malam.
“Jangan sampai kelelahan dan akhirnya salah input," tuturnya.
"Karena ada beberapa TPS sampai larut malam," jelasnya.
• KPK Jadwalkan Pemeriksaan terhadap Sekjen DPR dalam Kasus Romahurmuziy
KPPS Kelelahan, KPU Jadi Sorotan
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan, menuturkan KPU akan memberikan santunan kepada petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia karena kelelahan saat bertugas.
Wahyu mengatakan, petugas KPPS tidak disertai asuransi jiwa.
Oleh karena itu, KPU akan urunan dana untuk memberikan santunan tersebut.
• Ditantang Buka Proses Real Count Internal, Andre Rosiade Sebut BPN Masih Kumpulkan Formulir C1
"Kami tentu sangat prihatin dengan berita duka itu karena memang penyelenggara kita belum difasilitasi asuransi kesehatan."
"Maka seperti biasa, KPU seluruh Indonesia akan gotong royong bersama-sama untuk memberikan tanda kasih santunan kepada pihak keluarga korban," ujar Wahyu, dikutip TribunSolo.com dari Kompas.com, Senin (22/4/2019).
Wahyu mengatakan, tugas KPPS di lapangan terbilang berat lantaran Pemilu 2019 berlangsung serentak antara pemilihan legislatif dan pemilihan presiden.
Oleh karena itu, intensitas pekerjaan bagi penyelenggara pemilu di lapangan juga meningkat.
• Hindari Hoaks, Pemerintah Sri Lanka Blokir Facebook, WhatsApp, dan Instagram Pasca-teror Bom
Wahyu menduga, petugas KPPS banyak yang meninggal dunia lantaran kelelahan setelah bertugas menyelenggarakan pemilu di lapangan.
"Ya tentu saja Pemilu Serentak 2019 itu kan volume konsekuensi logis dari pemilu serentak kan volume pekerjaan menjadi sangat meningkat."
"Nah, tentu saja volume pekerjaan yang sangat meningkat juga konsekuensinya kan energi, pikiran, para penyelenggara itu kan juga berlipat," ujar Wahyu.
"Tetapi sekali lagi, ini kan semua juga kehendak Tuhan yang Maha Kuasa kan."
"Jadi menurut saya, kami prihatin."
"Semoga ini menjaid masukan bagi pembuat undang-undang untuk memformulakan sistem pemilu untuk pemilu berikutnya," lanjut dia.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah petugas KPPS sakit dan meninggal dunia usai bertugas dalam pemungutan dan penghitungan suara.
Ada pula yang tewas kecelakaan karena diduga kelelahan usai mengawal proses pemilu.
Tercatat, ada petugas KPPS yang meninggal dunia di Bekasi, Malang, Tasikmalaya, Bogor, hingga Karawang. (*)