Suarakan Ketidakadilan Kepala Sekolah pada Teman, Siswa Berprestasi SMAN 1 Sembalun Tak Diluluskan
Gara gara mengkritik kebijakan sekolah, Aldi Irpan siswa kelas XII jurusan IPS, SMAN 1 Sembalun dinyatakan tidak lulus saat pengumuman
TRIBUNSOLO.COM, LOMBOK - Gara gara mengkritik kebijakan sekolah, Aldi Irpan siswa kelas XII jurusan IPS, SMAN 1 Sembalun dinyatakan tidak lulus saat pengumuman Senin (13/52019) lalu.
Padahal, Aldi tercatat peringkat dua di jurusannya dengan total nilai 192.
"Saya tidak lulus, karena dianggap terlalu berani melawan kebijakan kepala sekolah"
"Saya dianggap tidak menurut"
"Itu alasan kepala sekolah tidak meluluskan saya," kata Aldi pada Kompas.com melalui sambungan telpon, Kamis (16/5/2019).
• PT Pegadaian Purwotomo Solo Buka Pelayanan Penukaran Uang Baru, Ini Jadwalnya
Aldi menuturkan kemarahan kepala sekolah bermula saat Selasa (22/1/2019) lalu, rekannya dianggap melanggar aturan sekolah karena mengunakan jaket di lingkungan sekolah.
Padahal saat itu musim hujan dan cuaca Sembalun yang berada di bawah kaki Gunung Rinjani sangat dingin.
Aldi protes kebijakan kepala sekolah tersebut melalui wali kelas dan guru lainnya.
Karena suhu sangat dingin, siswa tetap bertahan mengunakan jaket di lingkungan sekolah.
Seorang siswa bernama Holikul Amin, kawan sejurusan Aldi kemudian dipukul dan dilempar bak sampah oleh kepala Sekolah karena dianggap melanggar aturan mengunakan jaket di lingkungan sekolah.
"Padahal ketika itu kawan saya sudah lepas jaketnya di parkiran sekolah, malah dipukul dan dilempar bak sampah"
"Banyak kebijakan kepala sekolah yang tidak sesuai dan tidak adil, tetapi kawan-kawan saya tidak berani mengutarakan"
"Saya berani mengutarakannya demi kawan-kawan saya," kata Aldi.
• Antisipasi Kecurangan di Pasar, Polres Sukoharjo Awasi Penjualan Daging Sapi dan LPG 3 Kilogram
Puncaknya adalah saat Aldi membuat status di Facebook.
Dia memprotes karena para siswa yang telat masuk sekolah dipulangkan.
Padahal saat itu musim hujan dan jalanan di Sembalun ada yang longsor sehingga banyak siswa yang terlambat.
Selain itu mereka harus berjalan kaki melalui jalan yang becek dan licin.
Ditambah lagi kondisi jalan rusak karena saat itu ada proyek pelebaran jalan di Desa Sembalun.
Berikut status yang di tulis Aldi di akun Facebooknya
"kami siswa SMAN 1 Sembalun tolong hargai lah perjuangan kami, kami ingin sekolah untuk masa depan kami agar kami bisa membahagiakan kedua orang tua kami pendidikan di peruntukan untuk siswa bukan untuk dipersulit, tolong lihatlah perjuangan kami.....salam Demokrasi"
• Acara Bukber Mayangsari Bareng Geng Kepompong Serba Oranye, Ada Iis Dahlia hingga Istri Eko Patrio
Pada status yang diunggah 16 Januari 2019, Aldi menyertakan beberapa foto siswa yang berseragam sekolah berjalan kaki di jalan yang rusak dan becek.
Status Facebook itu menyebabkan Aldi dan sejumlah kawannya dipanggil ke ruang kepala sekolah, lalu kepala sekolah mempertanyakan status yang ditulisnya.
Aldi mengaku pasang badan dan langsung menyampaikan pendapatnya bahwa banyak kebijakan sekolah yang tidak berpihak pada siswa.
Kebijakan yang ia protes adalah peraturan sekolah yang meminta siswa pulang jika terlambat masuk sesuai jam yang ditetapkan yaitu pukul 07.00 Wita dan larangan menggunakan jaket di sekolah, padahal musim hujan dan cuaca dingin.
"Kepala sekolah meminta saya mengumpulkan seluruh siswa yang setuju dengan pendapat saya"
"Jika banyak siswa yang setuju dengan saya dan bersedia berkumpul, kepala sekolah akan merubah kebijakannya"
"Saya berhasil mengumpulkan 200 kawan-kawan saya, tetapi ketika semua berkumpul bukannya menepati janji, kepala sekolah justru memojokkan saya dihadapan seluruh siswa dan guru"
"Dia tidak menepati janjinya," kata Aldi kecewa.
• Suporter Ricuh di Laga Pembuka Liga 1, PSS Sleman dan Arema FC Terancam Sanksi Komdis PSSI
Kejadian lain, pada saat try out Senin (6/5/2019) lalu, Aldi dimarahi oleh salah satu guru karena mengenakan baju putih abu lalu ia diminta pulang dan tidak bisa boleh mengikuty try out.
Aldi mengaku baju seragam yang seharusnya digunakan hari itu basah karena hujan.
Ia kemudian menolak pulang lalu menanyakan seragam guru BP yang juga tidak sesuai aturan karena seharusnya guru menggunakan seragam hitam putih.
Karena protes Aldi, pihak sekolah menggelar rapat untuk memecat Aldi dari sekolah.
• Prabowo Tolak Hasil Pemilu 2019, Ini Konsekuensi yang Akan Diterima Menurut Ahli Hukum Tata Negara
Aldi kemudian dipanggil ke ruang kepala sekolah dan ditanya apa keinginanya.
Ia menjawab ingin peraturan sekolah berubah.
Saat itu, kepala sekolah justru mengancam tak meluluskannya dan memintanya pindah sekolah.
"Saya akan dibiayai jika mau pindah sekolah"
"Tapi saya menolak tetap tidak mau karena saya akan ujian"
"Kepala Sekolah mengancam tidak akan meluluskan"
"Saya tetap menolak"
"Kepala Sekolah akhirnya mengatakan terserah kamu, saya sudah menyerah," tutur Aldi.
• Bunga Zainal Dipuji Cantik Seusai Bagikan Potret Memakai Hijab, Ternyata Ini Tujuannya
Ia diminta untuk menanggung risiko karena dianggap melawan, menentang, dan tidak menghormati guru.
Sementara itu Rusman, kakak ipar Aldi yang membantu menagani kasus Aldi mengatakan sangat kecewa dengan keputusan tidak adil kepala sekolah.
Sebelumnya kepala sekolah sempat mengutus dua orang guru ke rumah Aldi dan mengatakan jika ingin lulus, Aldi dan orang tuanya harus meminta maaf pada kepala sekolah.
Bersama orang tuanya, Aldi menghadap ke rumah kepala sekolah.
"Kepala sekolah justru sebut permintaan maaf itu tidak diterima karena dilakukan di hari Minggu bukan jam kerja"
"Begitu kata kepala sekolah dan adik saya tetap dinyatakan tidak lulus karena keputusan kepala sekolah"
"Guru-gurunya banyak yang nangis karena tahu Aldi anak baik dan peringkat dua di jurusannya," kata Rusman.
• Jadwal Imsakiyah dan Waktu Buka Puasa di Wonogiri Kamis (16/5/2019), Tips Beraktivitas di Ramadan
Orang tua Aldi yang bekerja sebagai petani tidak bisa berbuat apa-apa dan menyerahkan semua ini pada pihak sekolah.
Mereka hanya berharap kebijakan sekolah segera berubah dan Aldi dinyatakan lulus agar bisa melanjutkan kuliah.
Sementara itu, organisasi Aliansi Gerakan Reforma Agraria (Agra), Serikat Perempuan Indonesia (Seruni), dan Pembaru mendamping Aldi dan sempat melakukan pertemuan dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru kurikulum, tim kesiswaan dan BP pada Rabu (14/5/2019).
Namun kepala sekolah bersikukuh tidak mau mencabut keputusannya dengan alasan Aldi dan pihak keluarganya tidak pernah datang untuk meminta maaf dan mendiskusikan masalah tersebut.
Dalam pertemuan itu, kepala sekolah memberikan alasan tidak meluluskan Aldi karena sering menentang dan melawan kebijakan sekolah.
Rusman, kakak Ipar Aldi mengatakan ia melihat sendiri guru-guru dan kawan sekolahnya memeluk Aldi sembari menangis dan mengatakan bahwa Aldi tidak pantas diperlakukan tidak adil oleh kepala sekolah.
• KPK Ingatkan Caleg Pemilu 2019 Segera Lapor Harta Kekayaan Sebelum Batas Waktu 29 Mei 2019
Ruhaiman, wali kelas Aldi saat dihubungi Kompas.com mengaku sangat sedih atas keputusan kepala sekolah yang tidak meluluskan Aldi.
Sebagai wali kelas dirinya ingin selalu membela anak didiknya, apalagi Aldi adalah ketua kelas.
Menurutnya Aldi adalah anak yang baik, rajin, sopan, dan pintar.
"Anak kita ini aktif di OSIS"
"Selalu membantu sekolah"
"Dia membantu mendatangkan donatur yang menyumbang 60 buah Al-Quran"
"Sampai sekarang sumbangan itu dipakai untuk mengaji anak-anak di sekolah ini," kata Ruhaiman.
• Solo Diserang Pesan Berantai Ancaman Gangster, Kapolresta Solo Pastikan Hoaks
Menurutnya secara akademis dan perilaku, Aldi tergolong anak baik.
Hanya saja dia kritis jika kebijakan itu merugikan banyak kawan kawannya, terutama soal pengunaan jaket di musim hujan.
"Kami sudah berusaha memberi masukan pada kepala sekolah yang baru satu tahun menjabat di Sembalun ini"
"Soal penggunaan jaket misalnya, disini dinginnya 11-12 derajat kalau pagi dan musim hujan"
"Berbeda seperti wilayah lain di Lombok," jelasnya.
• Roy Kiyoshi Bicara soal Penampilan Barunya hingga Tarif Sekali Konsultasi dengannya Rp 10 Juta
Ruhaiman dan guru guru lain juga merasa sangat kecewa dan sedih atas keputusan kepala sekolah yang tak meluluskan Aldi, siswa pintar dan baik di SMAN 1 Sembalun.
Sementara itu sampai berita ini ditulis, Kepala Sekolah SMAN 1 Sembalun, Sadikin Ali belum bisa dikonfirmasi.
Menurut salah satu guru, Sadikin Ali dipanggil Kepala Dinas Pendidikan Provinsi NTB.
Namun belum diketahui, apakah pemanggilan tersebut karena masalah Aldi atau hal lain. (Kompas.com/Fitri Rachmawati)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Protes Kebijakan Kepala Sekolah, Siswa SMAN 1 Sembalun Tidak Diluluskan"