Berang Kena Sanksi Rp 75 Juta atas Kericuhan di Sleman, Arema FC Salahkan Panpel dan Ajukan Banding
Arema FC tidak terima dengan sanksi berupa denda Rp 75 juta yang dikeluarkan oleh Komisi Disiplin PSSI atas kericuhan dalam laga pembuka Liga 1 2019
"Bahkan, Aremania di luar stadion mulai laga berlangsung sampai pulang dilempari mercon, flare, kembang api, bahkan ada molotov, batu, dan benda benda tajam.
Bagaimana tidak berdampak secara psikis kepada pemain dan suporter saat itu.
Bahkan, sekarang masih ada yang mengalami trauma," katanya.
• Jelang Aksi 22 Mei 2019, Polda Jatim Gagalkan Keberangkatan 44 Peserta Tour Jihad Jakarta
Atas dasar itu, Agoes mempertanyakan keputusan Komdis PSSI tersebut.
Sebagai suporter tamu, Agoes menilai Aremania hanya berusaha bertahan dari berbagai pelemparan oleh suporter tuan rumah.
"Mereka sebagai tamu merasa ingin menahan diri.
Bayangkan kalau mereka hanya diam.
Akan banyak korban berjatuhan.
Bayangkan kalau mereka tidak berusaha melindungi kendaraannya yang diserang," katanya.
• Segera Menikah, Scarlett Black Widow Johansson Umumkan Pertunangan dengan Colin Jost
"Harusnya obyektif Komdis mengambil keputusan.
Jika mereka (Aremania) membalas karena ingin mempertahankan diri dihukum, saya khawatir ke depan akan berdampak pada perilaku suporter," katanya.
Agoes akan membawa semua bukti yang didapat saat kericuhan berlangsung sebagai landasan pengajuan banding atas sanksi tersebut.
Selain sanksi untuk Arema FC, Komdis juga mengeluarkan sanksi untuk panpel pertandingan PSS Sleman berupa penutupan sebagian stadion pada tribun selatan sebanyak empat kali dan denda Rp 50 juta.
Komdis juga memberikan sanksi untuk PSS Sleman berupa denda Rp 150 juta akibat ulah suporter yang menyebabkan pertandingan sempat terhenti. (Kompas.com/Andi Hartik)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Disanksi Rp 75 Juta atas Kericuhan di Sleman, Arema FC Ajukan Banding"