Pilpres 2019
Wiranto Beberkan Tujuan dari Pelaku Rencana Pembunuhan yang Mengincar Dirinya dan Pejabat Lainnya
Menkopolhukam Wiranto membeberkan tujuan dari rencana pembunuhan yang ditujukan kepada dirinya dan beberapa pejabat negara lainnya.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: Fachri Sakti Nugroho
Dari Wiranto hingga Kepala BIN
Diberitakan sebelumnya di Kompas.com, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengungkapkan empat nama pejabat negara yang menjadi sasaran dalam rencana pembunuhan oleh enam tersangka yang telah ditangkap.
Keempat nama itu adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, dan Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere.
Hal itu disampaikan Tito di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/5/2019).
"Ada Pak Wiranto, Menko Polhukam, Ada Pak Luhut, Menko Maritim. Lalu ada Pak Kepala BIN, dan juga ada Pak Gories Mere," ujar Tito.
Ia mengatakan, informasi tersebut berasal dari Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
Tito memastikan informasi tersebut bukan berasal dari informasi intelijen.
"Ini dari hasil pemeriksaan tersangka. Jadi bukan informasi intelijen. Kalau informasi intelijen tidak perlu pro justicia," lanjut dia.
Polisi mengungkap adanya kelompok pihak ketiga yang ingin menciptakan martir dalam aksi menolak hasil pilpres pada 22 Mei 2019 di depan Gedung Bawaslu, Jakarta.
• Soal Gugatan Prabowo-Sandi ke MK, Pengamat Sebut 02 Jangan Bermain di Dua Kaki
Tak hanya pejabat negara, pemimpin lembaga survei juga diincar
Selain itu, kelompok ini juga diduga berniat melakukan upaya pembunuhan terhadap empat pejabat negara dan seorang pemimpin lembaga survei.
Namun Tito enggan menyebutkan siapa pemimpin lembaga survei tersebut.
Pihaknya juga telah melakukan pengawalan kepada orang-orang yang menjadi target rencana pembunuhan.
Kronologi rencana pembunuhan
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal menjelaskan, kronologi upaya pembunuhan ini bermula sejak 1 Oktober 2018.