Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Botol Berisi Ethanol Hingga Buku Jihad Ditemukan di Rumah Terduga Teroris di Cemani Sukoharjo

Di rumah terduga teroris Ali Amirul Alam alias Umar (40) terdapat alat-alat yang identik dengan pembuatan bom.

Penulis: Asep Abdullah Rowi | Editor: Fachri Sakti Nugroho
KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI
ILUSTRASI - Petugas Densus 88 tengah berjaga di sekitar rumah terduga teroris di Kawasan Perumahan Kunciran Indah, Pinang, Tangerang, Banten, Rabu (16/05/2018). Sejumlah barang bukti dan tiga orang terduga teroris telah diamankan tim Densus 88 Antiteror Polri. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Asep Abdullah Rowi

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Destasmen Khusus (Densus) 88 Antiteror Jateng melakukan penggeledahan di kediaman yang ditempati terduga teroris Ali Amirul Alam alias Umar (40) di Gang Salak RT 3 RW 21 Dukuh Waringinrejo, Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Sukoharjo.

Adapun informasi yang didapatkan TribunSolo.com, penggeledahan yang dilakukan pada Minggu (9/6/2019) pukul 16.00 hingga menjelang maghrib, Densus 88 Antiteror menemukan berbagi jenis barang bukti (BB) di dalam rumah.

Di antaranya, 7 buah copy buku tentang jihad, 4 buah ponsel rusak, 1 buah sim card simpati, 2 buah botol aluminium berisi ethanol, 1 buah saringan besar, 1 buah saringan kecil, 1 buah ulekan batu, 1 buah kain hitam bertuliskan solusi jihad warna merah, 1 buah gunting dan 4 buah baterai ABC berukuran kecil.

Selain Tangkap SR di Mojolaban, Densus 88 Antiteror Juga Geledah Rumah Umar di Cemani Sukoharjo

Kapolres Sukoharjo, AKBP Iwan Saktiadi menjelaskan, secara teknis Polres hanya membantu dalam menyiapkan dua orang petugas Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) atau mengidentifikasi di lokasi penggeledahan.

"Diperoleh informasi, akan dilakukan penggeledahan lanjutan," jelasnya kepada TribunSolo.com, Senin (10/6/2019).

"Ini menjadi salah satu teknis penyelidikan sebelum apa yang mereka (Densus) cari," tutur dia membeberkan.

Adapun Umar ditangkap di Lampung, Sumatera pada hari Minggu (9/6/2019).

"Penggeledahan di hari yang sama pada pukul 16.00 WIB hingga menjelang magrib," kata dia.

"Ya setelah penangkapan SR (34) di Kecamatan Mojolaban," imbuhnya.

Penangkapan Sugeng Riyadi

Sebelumnya, seorang terduga teroris, Sugeng Riyadi (34) ditangkap Densus 88 di Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, Minggu (9/6/2019).

Dari penelusuran TribunSolo.com, pelaku beralamat di RT 07 RW 05 Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo.

Ibu dari Sugeng Riyadi, Sri Redjeki (60) membeberkan, anak ke empat dari lima saudara itu, dibawa oleh Densus 88 Antiteror pada Minggu (9/6/2019) siang di kawasan Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo.

Anaknya Diduga Ditangkap Densus 88 terkait Bom Bunuh Diri Kartasura, Orangtua Akui Tak Tahu Apa-apa

Sementara pada malam pukul 19.30 WIB ada sejumlah aparat menggeledah rumah yang ditempati anaknya di samping kediamannya.

Yakni di kawasan bantaran sungai Bengawan Solo, RT 07 RW 05 Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo.

"Iya leres, tapi kulo mboten ngerti nopo-nopo (iya benar, tapi saya tidak tahu apa-apa)," tuturnya kepada TribunSolo.com.

Beredar kabar, SR berkaitan dengan tregedi bom bunuh diri yang terjadi di Pospam Kartasura yang dilakukan Rofik Asharudin (22), warga Kranggan Kulon RT 1 RW 2, Desa Wirogunan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Senin (3/6/2019) malam.

Kronologi penangkapan Sugeng Riyadi

Densus 88 menangkan seorang terduga teroris di Mojolaban, Sukoharjo, Minggu (9/6/2019) siang.

Terduga pelaku yang diamankan berinisial SR, warga RT 07 / RW 05 Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo.

Dari penuturan Ketua RT setempat, Supardi (54) penangkapan SR dilakukan di Jalan Tanggul di kawasan Desa Laban, Mojolaban sekitar pukul 13.15 WIB.

Bupati Sukoharjo Imbau Masyarakat Tidak Takut Pasca-Terorisme di Simpang Tiga Tugu Kartasura

Sebelumnya, menurut Supardi, sekitar pukul 12.00 WIB, SR sempat salat di Masjid daerah Kenteng.

"Setelah salat dia hendak menuju ke rumah orangtuanya di Mojolaban, Sukoharjo, dia ditangkap petugas di jalan," katanya.

Supardi menceritakan, SR dikenal sebagai seorang pedagang di Pasar Klitikan, Solo sebagai pedagang sandal dan pakaian.

"Kalau siang, biasanya bekerja di tempat sablon," terangnya.

Supardi tidak menduga warganya menjadi terduga teroris.

Meski demikian, dia merakasan adanya perubahan gelagat pada diri SR sejak lima tahun terakhir.

"SR orangnya pendiam, akhir-akhir ini punya banyak teman Kenteng, lima tahun terakhir ini," jelasnya.

Densus 88 Masih Terus Dalami Kasus Bom Bunuh Diri di Pospam Kartasura

Dia menambahkan, SR masih saling menyapa dengan tetangganya sebelum ditangkap.

"Sebelum salat zuhur dia momong anaknya di depan rumahnya, tapi dasarnya pak SR orangnya pendiam," terangnya.

Usai penangkapan, SR dibawa ke Polsek Mojolaban, dan seterusnya dibawa ke Semarang. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved