Paidi, Mantan Pemulung Sukses Bertani Porang: Omzet Miliaran dan Cita-cita Umrohkan Warga Desanya
Mantan pemulung asal Desa Kepel, Kecamatan Kare, Madiun, meraih sukses usai berbisnis porang.
Menurut Paidi, ilmu yang dibagikan di media sosial itu dapat menarik petani di manapun untuk mengembangkan porang.
Apalagi, porang memang tergolong mudah untuk dikembangkan dan dipasarkan.
Saat ditanya tentanf omzet yang ia dapatkan dari pengembangan porang di Desa Kepel, Paidi menebut sudah mencapai miliaran rupiah.
"Sudah di atas satu miliar," kata Paidi.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Desa Kepel Sungkono bahwa banyak warganya saat ini ikut menanam porang karena terinspirasi dengan kisah sukses Paidi.
Dua tahun terakhir, hampir 85 persen warga di Desa Kepel menanam porang.
“Tahun lalu penjualan porang di desa kami tembus hingga Rp 4 miliaran. Warga yang memiliki lahan seluas satu hektar bisa meraih untung hingga Rp 110 juta,” kata Sungkono.
5. Hindari tengkulak, desa dirikan Bumdes
Untuk membantu petani mengembangkan porang, Desa Kepel memiliki Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang akan mengurusi porang mulai pembibitan biar bisa jual sendiri.
Tak hanya itu, bumdes juga siap memberikan pinjaman modal kepada petani yang ingin mengembangkan porang.
"Kalau petani jual sendiri, harganya bisa dimainkan tengkulak," kata Sungkono.
Untuk pengembangan porang, Bupati Madiun Ahmad Dawami yang biasa akrab disapa Kaji Mbing mengharapkan semua petani mengembangkan porang menyusul adanya investasi besar pabrik porang di Madiun.
Dengan demikian, semua petani bisa menanam porang dan bekerja sama pabrik olahan.
"Dan tidak akan terjadi petani menanam, pabrik akan membeli dengan harga yang murah," ujar Kaji Mbing.
6. Cita-cita memberangkat warga pergi umrah