Yunarto Wijaya Ingatkan Para Politisi: Jangan Beri Halusinasi dan Imajinasi yang Salah kepada Jokowi
Jokowi bagaikan madu. Kawan maupun lawan mendekati Jokowi selaku presiden terpilih yang memiliki hak prerogatif untuk memilih menteri di kabinetnya.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: Fachri Sakti Nugroho
"Dalam setiap pembentukan koalisi bahasa panggung depannya adalah check and balance," kata Yunarto membuka pembahasannya.
"Bahasa panggung belakangnya sebenarnya apakah keputusan Jokowi akan menguntungkan partai kami atau tidak."
"Panggung belakangnya ini masalah porsi kue kekuasaan yang harus didapatkan dengan angka yang dianggap menguntungkan."
"Semua membuat hipotesa berharap hipotesanya diterima oleh nalar seorang Jokowi."
"Yang menarik adalah hipotesa-hipotesa yang tadi sudah disebutkan sebetulnya terbantahkan kalau kita berkaca pada pengalaman empiris, misalnya di pemerintahan SBY jilid 2, itu terbantahkan semua," imbuh Yunarto.
• Rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo, Sandiaga Sebut Komunikasi Lewat Satu Pintu
Yunarto menyebut, membuat koalisi yang besar tidak mesti membuat jalannya pemerintahan yang kondusif dan stabil.
"Banyak aktor itu terbantahkan semua, kalau koalisi lebih besar stabilitas politik tercipta? Tidak," ungkap Yunarto.
"Ketika SBY jilid 2 membentuk Setgab, pertama kali koalisi itu diinstitusionalkan ternyata terjadi kegaduhan yang tidak terjadi pada SBY jilid 1," imbuhnya.
Hipotesa yang kedua adalah 'membayar utang politik' kepada partai pengusung.
Namun hipotesa ini juga dipatahkan oleh Yunarto, yang mana partai pengusung bisa saja berbeda pendapat dengan penguasa di tengah jalannya pemerintahan.
"Teman-teman pendukung menganggap solidkan utang budi politik ini pada yang 'berkeringat'," kata Yunarto.
"Yang terjadi pada pemerintahan SBY jilid 2 sama, kita ingat tahun 2010 Sri Mulyani keluar kabinet, Abu Rizal Bakrie dijadikan ketua harian Setgab yang terjadi setelah itu, dalam angket mafia pajak Century, Golkar jadi partai paling bandel."
Yunarto mengingatkan kepada para politisi agar tidak menawarkan halusinasi kepada Jokowi.
Ia juga meminta kepada politisi agar serius dalam memilih kadernya yang berkualitas untuk diajukan sebagai pembantu Jokowi di kabinet yang akan bekerja lima tahun ke depan.
• Mahfud MD Patahkan Teori Sarjana Italia yang Disampaikan Sujiwo Tejo: Kalau Jawaban Itu Singkat Saja
"Yang ingin saya katakan adalah jangan berikan halusinasi dan imajinasi yang salah kepada Jokowi sebagai pemegang hak prerogatif," kata Yunarto.