Yunarto Wijaya Ingatkan Para Politisi: Jangan Beri Halusinasi dan Imajinasi yang Salah kepada Jokowi
Jokowi bagaikan madu. Kawan maupun lawan mendekati Jokowi selaku presiden terpilih yang memiliki hak prerogatif untuk memilih menteri di kabinetnya.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: Fachri Sakti Nugroho
"Kalau di parlemen perlu, di MPR perlu, di pemerintahan tidak perlu," ujar Lukman Edy.
• Politikus Nasdem Sebut akan Usulkan 11 Nama Menteri ke Presiden Jokowi
Saat ditanya apakah pantas oposisi menyeberang, Lukman Edy menilai sah-sah saja selama oposisi memiliki kapasitas untuk membantu pemerintah.
"Dan pantas saja. Kalau untuk pemerintahan, mereka punya kader-kader yang baik nggak, untuk membantu Pak Jokowi-Ma'ruf, kalau punya ya menjadi pantas."
Soal rela atau tidak, Lukman Edy rela saja selama tidak mengurangi jatah kursi yang diajukan partainya.
"Asal tidak mengurangi kursi PKB rela-rela saja," ungkapnya.
Sementara itu, dari kubu oposisi, Arief Poyuono mengaku pihaknya tidak menutup diri untuk bergabung ke koalisi.
"Kami tidak menutup kemungkinan untuk berkoalisi," ujar Arief.
Terkait malu atau tidak bergabung dengan koalisi, Arief mengaku tidak harus malu untuk kepentingan bangsa dan negara.
"Kalau untuk bangsa dan negara buat apa malu," imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Edy Suparno dan Jansen Sitindaon.
Edy Soeparno merasa perlu untuk membantu pemerintah dalam menghadapi tantangan yang akan dilalui Indonesia di masa depan.
Terutama tantangan di bidang ekonomi.
"Di eksekutif, saya lihat ke depannya beban bangsa ini ke depan cukup berat terutama di sektor ekonomi," kata Edy Soeparno.
"Jadi kalau memang ada keperluan untuk meringankan beban dengan melibatkan teman-teman yang lain, rasanya bukan hal yang mustahil."
"Tapi jangan sekedar jadi pelengkap," imbuhnya.
Jansen Sitindaon pun melontarkan argumentasi yang kurang lebih memiliki makna yang sama.
Jansen menyebut selama Jokowi cocok dan nyaman dengan Demorat, maka kemungkinan untuk bekerja sama sangat tinggi.
"Sepanjang Pak Jokowi butuh Demokrat dan nyaman dengan Demokrat dan kita juga nyaman dengan Pak Jokowi, sepanjang itu terpenuhi tentu kita siap membantu Pak Jokowi," ujar Jansen.
Yang tegas mengatakan tidak akan bergabung di pemerintahan Jokowi adalah Aboe Bakar Al-Habsyi.
Aboe Bakar Al-Habsyi mengaku pihaknya akan menjadi kubu penyeimbang dan mengontrol penguasa.
• Putri Hary Tanoe Bertemu Jokowi, Sekjen Perindo: Tanda Positif Dipinang untuk Posisi Menteri
"Tidak mau. Kita kasih kesempatan beliau berkuasa, kita kontrol dari sebelah," ujar Aboe Bakar Al-Habsyi.
"Kita jadi penyeimbang, sepeda itu berjalan kalau pedal kiri dan pedal kanan saling bergerak, kalau kirinya bergerak harus dikontrol dengan kanan, kalo enggak, enggak jalan itu sepeda."
"Demokrasi engagak jalan, jatuh negara," pungkasnya.
Simak video lengkap pernyataan ketujuh politisi tersebut di bawah ini.
(*)