Polisi Ungkap Analisis Penembakan Harun Rasyid pada Aksi 22 Mei, Pelaku Beraksi dari Jarak 11 Meter
Teka-teki tewasnya remaja 15 tahun, Harun Al Rasyid, dalam kerusuhan aksi 22 Mei di kawasan Slipi, Jakarta Barat, sudah mulai terungkap.
Sementara itu, teknologi voice analysis digunakan untuk mengidentifikasi jenis suara letusan pada saat kerusuhan.
"Dianalisis apakah benar suara senjata api. Karena setiap letusan itu punya kekhasan masing-masing atau letusan petasan, ini semuanya akan dibedakan nanti," ujar Dedi.
Hasil dari analisis keduanya, lanjut Dedi, akan dikombinasikan dengan hasil rekonstruksi terhadap korban meninggal dunia, termasuk keterangan saksi.
Diharapkan, cara ini membuahkan hasil menguak sosok penembak misterius itu.
"Karena ada saksi yang melihat korban itu tertembak, jatuh, kemudian dievakuasi, semuanya itu akan kami dalami," ujar Dedi.
Senjata non-organik Suyudi melanjutkan, polisi juga menemukan fakta bahwa peluru yang bersarang di tubuh Harun berasal dari senjata non-organik, yaitu senjata yang tidak sesuai standar Polri.
"Harun Al Rasyid itu sudah dilakukan otopsi dan memang ditemukan adanya proyektil peluru, yaitu 9x17 milimeter atau 0380 automatic yang diduga ini adalah senjata dari non-organik Polri," kata Suyudi.
Tewas karena Senjata Non-organik
Kondisi serupa terjadi pada Abdul Aziz, terduga perusuh yang ditemukan tewas di kawasan Petamburan dekat Asrama Brimob.
Peluru yang bersarang di tubuh Aziz juga bukan dari senjata organik Polri.
Namun, pengungkapan misteri tertembaknya Aziz tak seterang kasus kematian Harun.
Suyudi mengakui, polisi belum mengantongi ciri-ciri penembak Aziz.
• Moeldoko Yakin Dalang Kerusuhan Aksi 22 Mei Bakal segera Terungkap meski Butuh Waktu
"Itu beda TKP dan beda waktu juga, proyektilnya juga beda, berdasarkan keterangan para saksi, yang bisa tergambar baru Harun Al Rasyid," ujar Suyudi.
Diketahui, total ada sembilan terduga perusuh yang tewas dalam peristiwa 21-22 Mei lalu.
Mereka ditemukan di tiga lokasi berbeda.