Wacana Menteri Muda Disebut Pencitraan, Ngabalin Jelaskan Kriteria Anak Muda yang Disukai Jokowi
Presiden terpilih Joko Widodo berencana mengambil anak muda untuk masuk dalam kabinetnya.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: Fachri Sakti Nugroho
"Beliau mengerti manusia-manusia dan kapasitas model apa yang bisa mendampingi beliau," ujarnya.
• Wasekjen PKB Akui Tak Tahu 10 Nama Calon Menteri yang Diajukan Cak Imin kepada Jokowi
Selain itu, Ngabalin juga menjelaskan bahwa membantu presiden tak melulu harus berada di kabinet.
Melainkan bisa di tempat-tempat lain seperti di staf khusus atau BUMN.
Ngabalin juga menyebutkan kriteria anak muda yang disukai Jokowi.
Yakni anak muda yang gesit dan mau turun ke lapangan.
"Menjadi pembantu presiden itu tidak saja di kabinet, tapi ada juga di staf khusus, atau mungkin di BUMN, anak muda yang cepat, gesit dan berani mengambil keputusan."
"Tak hanya teori, tapi dia juga bisa seperti Pak Jokowi turun ke lapangan."
"Saya percaya bahwa mereka punya kompetensi yang cukup," imbuhnya.
Simak penjelasan lengkap Ali Mochtar Ngabalin di bawah ini.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengaku tidak akan membedakan latar belakang profesional atau partai politik dalam menyusun kabinet pemerintah 2019-2024.
Sebab, banyak juga kader partai politik yang merupakan profesional di bidangnya.
"Kabinet diisi oleh orang ahli di bidangnya. Jangan sampai dibeda-bedakan ini dari profesional dan ini dari (partai) politik, jangan seperti itulah, karena banyak juga politisi yang profesional," kata Jokowi dalam wawancara khusus dengan harian Kompas, Senin (1/7/2019).
Sikap Jokowi ini berbeda dengan saat pertama kali ia terpilih menjadi Presiden RI pada 2014. Saat itu Jokowi membagi dua menterinya menjadi dua kategori, yakni 16 dari partai politik dan 18 dari profesional.
Namun, kini menurut Jokowi tak penting lagi apakah menteri itu berasal dari kalangan profesional atau parpol.
"Yang penting setiap kementerian diisi oleh orang-orang yang ahli di bidangnya. Mengerti masalah-masalah yang ada di dalamnya sehingga gampang mengeksekusi program, gampang menyelesaikan masalah-masalah yang ada," kata Jokowi.