Kisah Mbah Saminah Penjual Rambak yang Stroke, Dibayar Uang Palsu Rp100 Ribu Tulisan Aksesoris Mahar
Pada uang Rp 100 ribu yang digunakan membayar rambak Mbah Saminah tersebut ada tulisan Assesories Mahar Pernikahan.
Penulis: Ryantono Puji Santoso | Editor: Hanang Yuwono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ryantono Puji Santoso
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Mbah Saminah (70) warga Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo ditipu pria tidak bertanggung jawab yang membeli rambak kulit jualannya dengan uang palsu, Rabu (24/7/2019).
Pada uang Rp 100 ribu yang digunakan membayar rambak Mbah Saminah tersebut ada tulisan Assesories Mahar Pernikahan.
Mbah Saminah sendiri tidak menyadari kalau uang tersebut palsu.
Setelah mengamati dengan detail ternyata uang tersebut sangat berbeda dengan uang asli.
• Diduga Gelapkan 32 Unit Mobil, Pablo Benua Suami Rey Utami Terancam Hukuman 5 Tahun Penjara
"Saya juga tidak menyadari kalau uang ini palsu, keapusan (ketipu) itu hanya diberikan saya terus minta kembalian dan orang tersebut pergi," papar Saminah pada Tribun Solo ditemui di kediamannya, Rabu (24/7/2019).
Saat itu, Mbah Saminah sedang berjualan di kawasan Purbayan, Baki menggunakan kursi roda karena dia menderita sakit stroke.
Seperti biasa rute jualannya melewati jalan Gentan - Mayang menuju perlintasan Mayang dan kawasan Purbayan Baki.
Saat berjualan di Purbayan, Baki ini Mbah Saminah didatangi seorang pria yang hendak membeli rambak.
• Diduga Gelapkan 32 Unit Mobil, Pablo Benua Suami Rey Utami Terancam Hukuman 5 Tahun Penjara
"Dia datang terus ngasih uang Rp 100 ribu, uangnya itu dibelikan rambak satu terus minta kembalian Rp 90 ribu," kata Mbah Saminah ditemui TribunSolo.com, Rabu (24/7/2019).
"Ternyata uangnya itu uang palsu," papar Mbah Saminah.
Saminah kemudian pulang dan menceritakan hal tersebut kepada anaknya.
Menurut Mbah Saminah ciri-ciri pria tersebut adalah menggunakan kendaraan matic biru, rambutnya gondrong, pakai celana pendek biru.
• Prabowo Subianto Bertemu Megawati, Romahurmuziy: Baguslah untuk Indonesia
Menggunakan kaos dalam berwarna putih dan jambangnya kriting.
"Saya sering lihat orang itu di kawasan Purbayan di timur orang jualan kursi," papar Mbah Saminah.
Menurut Saminah orang tersebut dihafalnya namun tidak pernah membeli rambak kulit jualannya.
"Sekali membeli malah pakai uang palsu, ini uangnya masih saya bawa," papar Mbah Saminah.
Kasus Lain Menimpa Pasutri Lanjut Usia
Kasus lain sebelumnya, pasangan suami istri yang sudah lanjut usia, Suroso (92) dan Parjiem (83), ditipu pembeli dengan uang palsu (upal) sebesar Rp 400 ribu, Solo, Selasa (14/5/2019).
Suroso dan Parjinem merupakan penjual aneka jenis barang kebutuhan konsumen di antaranya rokok dengan gerobak di Jalan Ir Juanda, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres.
• Prabowo Subianto Bertemu Megawati, Romahurmuziy: Baguslah untuk Indonesia
Warga Kampung Badran RT 06 RW 10 itu pun menceritakan ngasib nahasnya, saat pagi hari sekitar pukul 05.30 baru membuka lapak di gerobak berwarna biru miliknya.
"Enten tiang tumbas rokok ngagem mobil, warnanya silver, yang turun ingkang pria (ada orang beli rokok dengan mobil warnanya silver, yang turun pria," akunya kepada TribunSolo.com dengan bahasa campuran Jawa dan Indonesia.
"Penglarisan pagi-pagi ada yang beli dalam jumlah besar," akunya mengenang pagi hari saat masih membuka lapak.
• Pengacara Korban yang Diduga Ditipu Mantan Kades Sanggrahan Sukoharjo Tunggu P21 dari Jaksa
Ya, Suroso baru sadar telah tertipu karena uang Rp 400 ribu yang diberikan pembeli, merupakan uang palsu setelah ada rekan penjual lain yang meyakinkannya saat tengah membuka lapak di kawasan itu.
"Apalagi pembeli sudah kabur ke arah timur (Jurug)," ungkapnya.

Menurut Suroso, dia telah menyerahkan 14 bungkus rokok dengan merek empat jenis, yakni Marlboro, Sampoerna Mild, Dunhill dan Djarum Super.
"Jadi beli dengan uang Rp 300 ribu, sebanyak 14 bungkus, kemudian yang Rp 100 ribu dia tukar ke saya pecahan Rp 50 ribu," aku dia.
Dia menambahkan, pada hari biasanya di pinggir jalan dia dan istrinya hanya mendapatkan Rp 200 ribu dengan berjualan aneka barang, baik rokok, mie instan, tisu, air mineral dan sandal.
• Kisah Anak Penjual Mainan di Solo Raih Nilai 100 di 4 Mapel UN 2019, Tak Ikut Bimbel karena Biaya
"Rp 200 ribu masih kotor, jadi keseluruhan, makanya ada yang membeli jumlah besar sempat senang sekali," aku dia.
Seorang saksi yang juga penjual buah di Jalan Ir Juanda, Mulyono (47) menerangkan, sekitar pukul 06.00 dia membuka lapak, korban (Suroso) menceritakan jika dirinya baru dapat pembeli dalam jumlah besar Rp 400 ribu.
"Mbah Suroso bilang penglarisan pagi-pagi baru buka ada yang membeli," terang dia.
"Dia nunjukin uangnya, terus saya cek dan raba-raba, lha kok uangnya palsu, beda jauh dengan yang asli," tuturnya menegaskan. (*)