Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Bocah Asal Klaten Keliling Solo Jualan Keripik Tempe untuk Bantu Orangtua

Berjualan keripik sudah dilakoninya sejak SD hingga SMP kelas VII untuk membantu keuangan kedua orang tuanya.

Penulis: Eka Fitriani | Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNSOLO.COM/EKA FITRIANI
Akbar Adib Khoiri saat di dikonfirmasi awak media, Senin (5/8/2019) 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Eka Fitriani

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Bocah berusia 16 tahun asal Desa Gunting, Kecamatan Wonosari, Klaten, bernama Akbar Adib Khoiri kerap terlihat berkeliling Kota Solo untuk menjajakan barang dagangannya yang berupa kripik tempe.

Mengenakan kaus dan celana panjang, remaja ini berkeliling mulai dari Pasar Legi, Kadipolo, Beteng Trade Center hingga PGS.

Akbar, sapaan akrabnya, kerap berkeliling menjajakan dagangannya dengan berjalan kaki.

Dulunya Penuh Sampah, Kini Sungai Pusur Klaten Disulap Jadi Obyek Wisata River Tubing

Berjualan keripik sudah dilakoninya sejak SD hingga SMP kelas VII untuk membantu keuangan kedua orang tuanya.

Akbar saat ini masih merupakan siswa kelas XI di SMK N 1 Sukoharjo.

"Sebenarnya saya berdagang sudah sejak SD dan itu naik sepeda," kata Akbar saat ditemui di kediamannya, Senin (5/7/2019) pagi.

"Dulu SMP mulai berjualan ke Solo karena ramai di sana, tapi setelah SMK saya nggak bisa sering-sering jualan karena sekolah pulangnya sore," katanya.

Sehingga kini dia hanya berjualan setiap Sabtu dan Minggu saat tidak ada kegiatan.

"Kalau Minggu ada pengajian saya ya nggak jualan," katanya.

Setiap akan berjualan dirinya sudah mempersiapkan barang dagangannya sejak subuh.

"Nanti dari setengah 7 sudah jalan ke Solo," katanya.

Dirinya tidak mematok jam berapa harus pulang.

"Tergantung dagangan habis jam berapa tapi kalau sudah jam 1 saya dagang belum habis dan saya capek ya saya pulang," katanya.

Pasutri Dijerat Kasus Penipuan, Penggelapan dan Kepemilikan Uang Palsu oleh Polres Karanganyar

Setiap hari dirinya membawa 55 keripik mulai dari keripik tempe, kue bawang, keripik singkong, hingga keripik pisang.

Namun saat libur panjang atau semesteran dirinya bisa membawa lebih dari 60 bungkus keripik.

Saat sedang beruntung dirinya bisa menjual habis dagangannya hanya dalam waktu beberapa jam saja.

"Kalau lagi laris jam 10 pagi sudah habis dagangannya, kalau nggak ya jam 1 siang masih sisa," katanya.

Akbar merupakan anak keempat dari 5 bersaudara.

Ayahnya bekerja sebagai buruh bangunan, sedangkan ibunya Sri Lestari membuka usaha laundry.

Akbar bercerita bahwa selama ini tidak hanya dirinya yang berjualan keripik.

Sejak SMP kakak laki-lakinya telah lebih dulu berjualan di Solo.

"Saya dulu lihat kakak saya sudah punya penghasilan dari berjualan keripik, akhirnya saya ikut," katanya.

Wisata River Tubing Watu Kapu Klaten Banyak Dikunjungi Wisatawan dari Luar Daerah

Akbar membeberkan bahwa selama ini dirinya mendapat untung Rp 100 ribu per harinya jika jualannya laku.

Uang hasil penjualan keripik setiap harinya langsung diberikan kepada ibunya.

"Saya kasih ke ibu semuanya," katanya.

"Tapi nanti kalau saya mau ada butuh apa minta nya ke ibu," katanya.(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved