Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Terjemahan Bahasa Perancis Dialog Panglima TNI dan Enzo Si Taruna Bule, Ternyata ini yang Diobrolkan

Inilah Terjemahan Bahasa Perancis Dialog Panglima TNI dan Enzo Si Taruna Bule, Ternyata ini yang Diobrolkan

Editor: Aji Bramastra
cetaklayar Kompas TV
Terjemahan bahasa Perancis perbincangan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Enzo, Siswa Taruna Akmil blasteran Sunda-Perancis. 

TRIBUNSOLO.COM - Sebuah video ketika Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto berbincang dengan taruna Akmil atau Akademi Militer bernama Enzo Zenz Allie, tengah viral di media sosial.

Dalam video itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto unjuk kemampuan berbahasa Perancis bersama Enzo, si taruna Akmil yang memang remaja blasteran Indonesia - Perancis.

Fakta Lain tentang Enzo Taruna Akmil Blasteran Prancis: Kuasai 3 Bahasa hingga Fasih Mengaji

Video ini membuat banyak netizen Indonesia memuji sang Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto.

Pasalnya, Marsekal Hadi Tjahjanto sangat fasih berbincang bahasa Perancis.

Sebuah kemampuan langka, mengingat kebanyakan perwira biasanya fasih berbahasa Inggris.

Sosok Enzo Zenz Allie: WNI Keturunan Prancis yang Pernah Nyantri, Kini Lolos Jadi Taruna Akmil

Lalu, apa sebenarnya yang Marsekal Hadi Tjahjanto saat itu tanyakan pada Si Enzo?

Berikut terjemahan lengkap percakapan mereka berdua, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (HT) dan Enzo (E) :

E : Saya Indonesia, Ibu saya Sunda, Bapak saya Perancis.

HT : Orang Sunda?

E : Iya Pak

HT (bahasa Indonesia) : Kamu ingin jadi apa?

E : Siap. Infanteri, komando!

(orang-orang tertawa)

HT (kembali berbahasa Perancis : Berapa lama kamu tinggal di Perancis?

E : Saya tinggal di Normandia selama 10 tahun.

HT : Oh, lama ya kamu di sana?

E : Sangat lama, Pak.

HT : Bersama keluarga?

E : Iya, dengan Bapak - Ibu saya.

HT : Kamu tahu makanan tradisional Paris ?

E : Baguette, Pak. Croissant dan cokelat panas.

HT : Oh, Baguette. Yang lain? Keju?

E : Ya, keju putih.

HT : Kamu makan keju setiap hari ?

E : Ya Pak, setiap pagi.

(terdengar suara seseorang : Wah boleh juga (kemampuan bahasa Perancis Marsekal Hadi Tjahjanto)

HT : Dengan baguette?

E : Ya Pak, dengan baguette.

Memenuhi Syarat

Enzo Zenz Allie, seorang warga negara Indonesia keturunan Perancis, berhasil masuk sebagai calon Taruna Akademi TNI tahun 2019.

Ayah Enzo merupakan warga negara Perancis.

Sementara ibunya berasal dari Sumatera Utara.

Ia lahir di Perancis dan sempat mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD) di sana.

Sang ayah bernama Jean Paul Francois Allie, ibunya, Siti Hajah Tilaria.

Ketika ayahnya meninggal di tahun 2012, ibunya membawa Enzo pulang kembali ke Indonesia.

Di Indonesia, Enzo bersekolah di SMP dilanjutkan dengan pendidikan pesantren di daerah Serang.

Usai lulus pendidikan di sekolah, Enzo berkeinginan untuk menjadi seorang perwira.

Ia pun mengikuti seleksi calon Taruna Akademi TNI.

Komandan Jenderal Akademi TNI Laksdya TNI Aan Kurnia membenarkan ada seorang calon Taruna Akademi TNI yang merupakan warga negara Indonesia keturunan Perancis.

Sepeninggal ayahnya, Enzo dan ibunya kembali ke Indonesia dan menjadi WNI.

"Iya betul ada calon taruna keturunan. Bapaknya Perancis, ibunya orang Sumatera Utara. Kemudian sejak bapaknya almarhum, dibawa oleh ibunya ke Indonesia dan dimasukkan ke pesantren," ujar Aan, di sela upacara pembukaan pendidikan dasar kemitraan Caprabhatar Akademi TNI-Akpol Tahun 2019 di Lapangan Sapta Marga, Akademi Militer, Magelang, Selasa (6/8/2019).

Menurut Aan, Enzo adalah seorang pemuda yang berbakat.

Ia dapat menguasai empat bahasa, baik Inggris, Perancis, Jerman hingga Jepang.

Pengetahuan agama dan mengajinya pun dinilainya bagus.

Secara kemampuan fisik, Enzo sudah memenuhi standar sebagai calon taruna, meski dengan wajah berkulit putih atau bule.

"Itu ngajinya saja saya mungkin kalah, ngajinya hebat, agamanya bagus. Dia juga bisa menguasai empat bahasa, Inggris, Prancis, Jerman, Jepang. Terpenting, dia sudah menjadi warga negara Indonesia. Kalau bukan WNI, enggak boleh dong, walaupun wajahnya bule," katanya.

"Yang jelas kita punya standar, kalau standar enggak menenuhi ya jelas enggak masuk. Jangankan dia, anak pejabat atau jenderal banyak yang ikut seleksi di Akademi TNI dan kepolisian, tetapi tidak masuk. Namun, banyak juga yang anak dari tukang di bengkel, buruh, dan masyarakat menengah ke bawah masuk, karena mereka bagus," tambah Aan.

Aan mengatakan, penerimaan WNI keturunan ini bukan yang pertama kali.

Ia sempat mengetahui dulu ada seorang Komandan Korps Marinir (Dankormar) di Angkatan Laut yang merupakan WNI keturunan Belanda.

Sama dengan Enzo, ia juga berkulit putih atau bule.

Terpenting adalah ia sudah menjadi warga negara Indonesia.

"Bukan pertama kali ada ini (Calon Taruna dari warga keturunan). Dulu pernah di AL, ada Dankormar, senior sekali tapi sudah pensiun. Beliau keturunan belanda. Wajahnya ya sama kayak Enzo juga tapi sudah WNI. Kalau sudah menenuhi WNI ya bisa," tutur Aan.

Usai lulus dalan seleksi panjang menjadi calon Taruna Akademi TNI, Enzo kini dapat berdiri tegap bersama ratusan calon taruna dari Akademi TNI dan Kepolisian.

Enzon mengikuti upacara pembukaan pendidikan dasar kemitraan Caprabhatar Akademi TNI-Akpol Tahun 2019 di Lapangan Sapta Marga, Akademi Militer, Magelang.

Selama tiga bulan ke depan, ia dan ratusan calon Taruna Akademi TNI dan Kepolisian dididik dan digembleng mental dan fisiknya di Akademi Militer Magelang.

Pendidikan dasar ini akan dilaksanakan selama tiga bulan. Kemudian ada pendidikan lanjutan untuk para Taruna Akademi TNI baik matra darat, laut dan udara, hingga berpangkat Kopral Taruna. (*)

Sumber: Kompas TV
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved