Grebeg Besar Keraton Kasunanan Surakarta, Warga Berebut Gunungan Jalu dan Mengharap Berkah
Keraton Surakarta menggelar Grebeg Besar dalam rangka peringatan hari raya Iduladha 1440 H, Minggu (11/8/2019).
Laporan Wartawan TribunSolo.com - Adi Surya
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Keraton Surakarta menggelar Grebeg Besar dalam rangka peringatan hari raya Iduladha 1440 H, Minggu (11/8/2019).
Gunungan Jalu dan Gunungan Estri yang berisi hasil bumi dan jajanan pasar diarak dalam acara ini.
Kedua gunungan yang memiliki makna khusus diarak dari Kori Kamandungan sampai ke Halaman Masjid Agung Surakarta.
"Gunungan Keraton Surakarta pasti sepasang, Laki-laki dan isteri, Gunungan Jalu dan Gunungan Estri."
"Gunungan Jalu perlambangan bentuk yang terdiri dari makanan-makanan mentah, artinya laki-laki sebagai kepala keluarga harus mencukupi keluarganya," kata Ketua Takmir Masjid Agung Surakarta, Muhtarom.
Lebih lanjut, Muhtarom menjelaskan, Gunungan Estri melambangkan tanggung jawab seorang istri.
"Seorang istri harus mampu memanfaatkan dan mengelola hasil usaha suami untuk disajikan berupa makanan-makanan kepada keluarga," tutur Muhtarom.
• Keraton Kasunanan Surakarta Lantik Abdi Dalem Kanca Kaji
Sementara itu, Pengageng Perentah Keraton Kasunan Surakarta Hadiningrat, KGPH Dipokusumo, saat ditemui TribunSolo.com menjelaskan Grebeg Besar merupakan perwujudan syukur dari keraton.
"Grebeg ini sebagai wujud syukur dari raja, para sentana dalem, kawula, dan masyarakat," jelasnya.
Lebih lanjut, Dipokusumo menjelaskan Grebeg Besar juga dapat dilihat sebagai tanda kebersamaan antara keraton, ulama, dan masyarakat atas berkah yang diberikan Tuhan.
Setiba di Halaman Masjid Agung Surakarta, Gunungan Jalu dan Gunungan Estri didoakan terlebih dulu, sebelum dibagi kepada warga.
Warga hanya diperbolehkan untuk mengambil hasil bumi yang ada di Gunungan Jalu.
Seorang warga Dawung Tengah, Kardi, yang baru pertama kali ikut dalam pembagian Grebeg Besar mengaku merasa tenang setelah mendapat hasil bumi yang ada di Gunungan.
"Ini untuk diletakan di pintu depan agar mendapat berkah dari Tuhan."
"Setelah mendapat apa yang ada di Gunungan, ya ayem, tentram," pungkas Kardi. (*)