Berita Sukoharjo Terbaru
Polisi Akan Lacak Penjual Obat Aborsi Online yang Dibeli Pasangan Aborsi di Nguter, Sukoharjo
Sebelumnya, SH (22) warga Nguter, bersama kekasih DF (23) warga Karanganyar tega menggurkan bayi berusia 7 bulan dirahim SH.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Usai tertangkapnya dua pasangan berinisial berinisial SH (22) warga Nguter, bersama kekasihnya DF (23) karena lakukan aborsi, pihak kepolisian juga akan melakukan pendalaman terhadap penjual obat aborsi yang dibeli secara online pasangan tersebut.
Hal tersebut diungkapkan Kanitreskrim Polsek Nguter, Iptu Wahyudiyanto, yang mewakili Kasatreskrim Polres Sukoharjo AKP Gede Yoga Sanjaya saat ditemui dikantornya, Senin (12/8/2019).
Pihak kepolisian ingin mengetahui penjual obat aborsi tersebut ilegal atau memiliki izin penjualan.
"Penjual obatnya juga akan kita kejar, kita akan bekerjasama dengan Satreskrim Polres Sukoharjo," katanya.
Sebelumnya, SH (22) warga Nguter, bersama kekasih DF (23) warga Karanganyar tega menggurkan bayi berusia 7 bulan dirahim SH.
Aborsi mereka lakukan pada di rumah SH pada Selasa (6/8/2019) lalu.
"Dari keterangan DF, mereka sudah melakukan hubungam layaknya suami istri sejak 2018 lalu," imbuhnya.
Saat ini, DF sudah menjadi tahanan Polsek Nguter, dia juga berperan aktif membantu SH saat proses pengguran bayi tersebut.
"DA memandu SH membeli obat via online."
• Gudang SMAN 1 Karanganyar Terbakar, Diduga Karena Konsleting Listrik
• PT KAI Terapkan Aturan Baru: Penumpang Hanya Boleh Bawa Sepeda Lipat dalam Kereta Api
• 8 Tahun Berumah Tangga dengan Shandy Aulia, David Herbowo: Pernikahan Bukan Hanya Soal Keturunan
"Obatnya itu digunakan tiap 2 jam sekali, dia juga membatu ST dalam menggunakan obat tersebut," jelasnya.
Hasil sang bayi berjenis kelamin laki-laki berusia 7 bulan itu meninggal, sementara SH sempat dilarikan ke rumah sakitnkarena kondisinya yang sangat lemah.
Polisi mengamankan sejumlah barang bakti seperti 3 keping bungkus cytotec, obat aborsi berupa kapsul merah dan coklat yang masing berjumlaj 14 butir, bungkus obat, dan botol minuman bersoda.
Sementara SH statusnya masih menjadi saksi, mengingat polisi belum bisa melakukan pendalaman karena kondisi SH yang masih lemah.
Diketahui DF dan SH bekerja menjadi sebagai buruh pabrik yang ada di Kecamatan Nguter.
Iptu Wahyudiyanto menambahkan anak merupakan sebuah rizki dari tuhan yang harus dirawat dan dijaga.
"Jangan melakukan hubungan layaknya suami istri jika belum menikah, dan diharap masyarakat lebih mendalami norma agama untuk mencegah perbuatan yang tidak diinginkan," pungkasnya. (*)