Satwa Terancam Punah Lumba-lumba Air Tawar Ditemukan Mati di Bangka, Ada Luka di Kepala
Seekor lumba-lumba air tawar (Oracaella brevirostris) berukuran panjang sekitar 2 meter lebih dengan berat berkisar 80-90 Kg ditemukan mati.
TRIBUNSOLO.COM - Seekor lumba-lumba air tawar (Oracaella brevirostris) berukuran panjang sekitar 2 meter lebih dengan berat berkisar 80-90 Kg ditemukan mati di kawasan perairan wisata Sungai Upang Desa Tanah Bawah Kecamatan Puding Besar Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Selasa (24/9/2019).
Hewan yang juga disebut pesut tersebut ditemukan oleh tiga orang masing-masing, Ardiansyah (Josh), Ari popin dan Wawan Jelandud yang kala itu hendak memancing ikan toman.
Dilansir TribunSolo.com dari Bangka Pos, hasil pemeriksaan, dari bangkai satwa yang dilindungi dan terancam punah ini ditemukan sejumlah luka pada bagian kepala, yang diduga kuat menjadi penyebab matinya.
Ardiansyah bersama sejumlah temannya ketika menemukan bangkai Pesut di Sungai Upang Desa Tanah Bawah Kecamatan Puding Besar Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Ist (dok pribadi Ardiansyah))
Ardiansyah atau kerap disapa Josh kepada bangkapos.com, Rabu (25/9/2019) dini hari mengatakan mereka menemukan bangkai Pesut sudah mengambang di perairan Sungai Upang.
• Satu Bocah di Semarang Meninggal & Satu Bocah Lainnya Kritis Usai jadi Korban Tembok Sekolah Runtuh
Diceritakan anggota dari komunitas Anggler Babel ini informasi adanya lumba-lumba air tawar ini awalnya diketahuinya dari nelayan setempat pada minggu (23/9/2019).
" Pas hari minggu kita mau mancing, saya dapat informasi dari nelayan, ada ikan lumba-lumba air tawar. Ternyata benar memang ada dan saya video, awalnya ada tiga pesut. Namun pas kembali memancing di hari Senin (24/9/2019) kita menemukan satu pesut sudah mati," ujarnya.
Rencananya bangkai Pesut tersebut, akan dikubur hari ini, Rabu (25/9/2019). Pihaknya juga sudah menghubungi Dinas Keluatan dan perikanan, Alobi Foundation dan UBB.
" Tadi bangkai sudah kita bawa ke pinggir, Kita sudah menghubungi dinas kelautan, UBB, Alobi Fondation, kita juga mau menelusuri dan investigasi sama mengubur bangkai sekitar pukul 08.00 WIB," ucapnya
Dikatakan Ardiansyah sebelumnya tiga pesut itu terlihat di hilir sungai Kota Waringin, baru minggu ini masuk ke kawasan Sungai Upang.
" Masuk ke Sungai Upang karena di hilir (sungai Kota Waringin) karena kemarau air ikan makin asin makanya ke hulu ke Sungai Upang," ucapnya.
Sebelumnya Diceritakan Ardiansyah di Oktober 2018 lalu puluhan pesut sempat terlihat di pesisir Pantai Tanjung Tedung tidak jauh dari muara Kota Waringin.
" Kita berharap kalau ada nelayan ketemu pesut jangan diburu karena hewan ini sangat dilindungi dan itu sudah ada undang-undangnya," Harap Ardiansyah.
Pesut Hewan Langka Terancam Punah
Dilansir dari wikipedia.id Pesut pertama kali dideskripsikan oleh Sir Richard Owen tahun 1866 berdasarkan satu spesiemen yang ditemukan tahun 1852, di pelabuhan Vishakhapatnum di pantai timur India.
Pesut adalah hewan yang tergabung dalam genus Orcaella. Kadang-kadang pesut terdaftar dalam beragam famili yang terdiri dari ia sendiri dan pada Monodontidae dan dalam Delphinapteridae.
Sekarang ada persetujuan bahwa pesut termasuk famili Delphinidae.
Pesut merupakan hewan mamalia yang hidup di air, tergolong mamalia unik.
• Habis Bunuh Anak Angkatnya, Ibu dan Anak di Sukabumi Ini Berhubungan Badan di Depan Mayat Korban
• Kisah Dua Anak Yatim Berjibaku Bertahan Hidup: Sebelum Berangkat Sekolah Cari Sayuran untuk Dijual
Berbeda dengan lumba-lumba dan ikan paus, pesut atau nama latinnya Orcaella brevirostris ini hidup di air tawar yang terdapat di sungai-sungai dan danau yang terdapat di daerah tropis dan subtropis.
Ikan Pesut ini mempunyai panjang yang bisa mencapai 2,5 meter dengan berat mencapai 130 kg.
Bentuk badan Pesut hampir mendekati oval dengan sirip punggung mengecil dan agak ke belakang. Hewan ini mempunyai kepala berbentuk bulat dengan mata yang berukuran kecil. Bagian moncong pendek dan ada lubang pernafasan.
Sirip punggung berukuran kecil terletak di belakang pertengahan punggung. Dahi tinggi dan membundar, tidak ada paruh. Sirip renangnya relatif pendek dan lebar.
Rendahnya populasi ini membuat lumba-lumba air tawar ini menjadi salah satu binatang paling langka di Indonesia
Di Indonesia sendiri, pesut Mahakam di tetapkan sebagai satwa yang dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999 tentang Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
(Bangkapos.com/Zulkodri)
Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Lumba-lumba Air Tawar atau Pesut Ditemukan Mati di Wisata Sungai Upang Desa Tanah Bawah, Bangka