Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Orang Utan Korban Karhutla di Klaimantan Barat Akhirnya Ditempatkan di Taman Nasional Gunung Palung

Tim medis IAR Indonesia, drh Joost Philippa memastikan kondisi ketiga orangutan ini dalam keadaan baik dan siap dikembalikan ke habitatnya

Editor: Eka Fitriani
dok IAR Indonesia
Satu individu orangutan yang diberi nama Jerit diselamatkan dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, Senin (23/9/2019) 

TRIBUNSOLO.COM - Orangutan yang menjadi korban kebakaran hutan dan lahan ( karhutla) di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat akhirnya ditranslokasikan ke kawasan Resor Kubang, di dalam areal Taman Nasional Gunung Palung di Desa Batu Barat, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.

Tercatat ada 3 orangutan yang berhasil ditranslokasikan oleh tim gabungan yang terdiri dari Balai Taman Nasional Gunung Palung (Tanagupa), Balai Konservasi Sumber Daya Alam Barat (BKSDA) Kalimantan Barat Seksi Konservasi (SKW) I Ketapang Resor Sukadana dan IAR Indonesia.

Ingin Beli Motor Tracker, Seorang Remaja Asal Lombok Tengah Curi Uang 300 Juta Milik Tetangganya

Orang Tua Yang Paksa Anak Mengemis di Lhokseumawe Bantah Siksa Anak

Tim medis IAR Indonesia, drh Joost Philippa memastikan kondisi ketiga orangutan ini dalam keadaan baik dan siap dikembalikan ke habitatnya.

“Kami melakukan operasi pengangkatan peluru di muka Arang pekan lalu dan sekarang lukanya sudah sembuh, begitu juga dengan luka akibat jerat di kaki Jerit,” kata Joost, Sabtu (28/9/2019).

Dia menceritakan, tim pelepasan bersiap dari pusat rehabilitasi IAR Indonesia sejak subuh. Tim medis melakukan pemeriksaan terakhir sebelum tim berangkat menuju Batu Barat.

Perjalanan darat ditempuh selama 4 jam dan dilanjutkan dengan perahu melintasi sungai selama 1 jam. Kemudian, dilanjutkan dengan berjalan kaki selama setengah jam menuju titik pelepasan.

Ketiga orangutan yang diberi nama Arang, Bara dan Jerit ini, terpaksa ditranslokasikan karena habitat asal mereka sudah habis terbakar.

Arang dan Bara diselamatkan di Desa Sungai Awan Kiri, Senin (16/9/2019), sedangkan Jerit diselamatkan di Desa Kuala Tolak, Kecamatan Matan Hilir Utara pada Sabtu (21/9/2019).

Meskipun diselamatkan di tempat dan waktu yang berbeda, masalah yang mereka hadapi sama, yaitu kebakaran hutan dan ancaman manusia.

Ketika diselamatkan, kondisi mereka cukup memprihatinkan karena selain badannya sangat kurus, mereka juga mengalami dehidrasi akibat kekurangan makanan.

Ditambah lagi dengan ditemukan adanya luka membusuk akibat lilitan jerat di kaki orangutan Jerit, dan ditemukan 2 butir peluru di dekat mata orangutan

Kondisi ini menunjukan bahwa selain terancam oleh kebakaran hutan yang menghanguskan rumahnya, orangutan juga rentan mendapat serangan dari manusia ketika terusir dan mencari kehidupan di luar habitat aslinya.

Manager Lapangan IAR Indonesia, Argitoe Ranting menerangkan, kawasan Batu Barat yang masuk ke dalam areal Tanagupa ini dipilih berdasarkan hasil survei pra-pelepasan yang dilakukan oleh Balai Tanagupa dan tim IAR Indonesia.

Menurut dia, jumlah populasi orangutan di kawasan ini masih rendah dan jumlah jenis pakan orangutan masih cukup tinggi sehingga lokasi ini sangat cocok untuk mentranslokasikan orangutan.

"Selain itu, status kawasan sebagai Taman Nasional juga lebih menjamin keselamatan orangutan di dalamnya,” ujar dia.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved