Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sukoharjo Terbaru

Cuaca Panas Ekstrim, Ikan Milik Petani Karamba di Waduk Mulur Sukoharjo Banyak yang Mati

Pada musim panas ini, petani ikan di Waduk Mulur, Sukoharjo, Jawa Tengah, mengeluhkan banyaknya ikan yang mati.

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Garudea Prabawati
TribunSolo.com/Agil Tri
Puluhan ikan mati di Waduk Mulur, Sukoharjo 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Pada musim panas ini, petani ikan di Waduk Mulur, Sukoharjo, Jawa Tengah, mengeluhkan banyaknya ikan yang mati.

Meski fenomena ini terjadi setiap tahun, namun hal ini membuat petani merugi.

Menurut ketua paguyuban Mina Makmur, Catur Joko Prayitno, ikan yang mati disebabkan kekuarang oksigen dan temperatur air waduk yang meningkat.

"Ini karena faktor cuaca, biasanya ikan kekurangan oksigen lalu mati," katanya saat ditemui TribunSolo.com, Kamis (24/10/2019).

Di Waduk Mulur sendiri terdapat 18 petani karamba, yang tergabung dalam satu kelompok petani, Mina Makmur.

Ikan yang mati ini berlangsung secara bertahap selama dua bulan terakhir ini.

Resep Masakan hanya 30 Menit, Kangkung Siram Petis Kacang, Bayangkan Dinikmati dengan Nasi Hangat

Viral Andika Mahesa Eks Kangen Band Diciduk Satpol PP Semarang: Babang Tamvan jadi Gembel?

"Rata-rata ikan yang mati berusia tiga bulan."

"Awalnya ikan jenis tombro dulu yang mati, kemudia jenis ikan yang lain seperti patin dan nila," jelasnya.

Dia memperkirakan sudah ada sekitar lima kwintal yang mati dalam dua bulan terakhir ini.

Pada karamba berukuran 3 x 6 meter, petani biasanya bisa memanen ikan hingga 1,5 kwintal, jika karamba berukuran 6 x 6 meter bisa mencapai tiga kwintal.

Namun karena cuaca yang sedang kyurang bersahabat, para petani ikan ini mengurangi jumlah benih ikan mereka.

4 Tahun Lalu Viral usai Bantu Polisi Tangkap Pencuri, Jang Dong-yoon Kini Jadi Aktor Terkenal Korea

"Seperti ini sudah biasam petani sudah persiapan, jadi benih ikannya dikurangin."

"Biasanya dua ribu benih, jadi seribu benih." terangnya.

Selain itu, cuaca panas ini juga membuat volume air di Waduk Mulur berkurang drastis.

Para petani memindahkan karamba mereka dilokasi yang masih terdapat airnya.

"Kalau kekeringannya masih parah tahun lalu, ini tidak seberapa."

"Tapi kalau sampai Desember tidak ada hujan, yang bisa kering semua," imbuhnya.

Dia berharap, Waduk Mulur ini dilakukan pengerukan tanah, untuk mengurangi sedimentasi di Waduk Mulur. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved