Novel Baswedan Tanggapi soal KPK yang Akan Dipimpin Jenderal Polisi Aktif
Penyidik Senior KPK Novel Baswedan berbicara soal lembaga antirasuah yang nantinya bakalan dipimpin seorang jenderal polisi aktif.
TRIBUNSOLO.COM, JAKARTA - Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan berbicara soal lembaga antirasuah yang nantinya bakalan dipimpin seorang jenderal polisi aktif.
Diketahui Irjen Pol Firli Bahuri terpilih menjadi Ketua KPK lewat Rapat Pleno Komisi III DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Jumat (13/9/2019).
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo pernah mengatakan, pengangkatan Irjen Firli Bahuri sebagai Ketua KPK tidak akan menggugurkan statusnya sebagai Perwira Tinggi di Kepolisian Republik Indonesia.
"Prosedurnya mengacu pada Perkap (Peraturan Kapolri) nomor 4 tahun 2017 yang sebelumnya Perkap nomor 1 tahun 2013. Disebut bahwa penugasan khusus tidak harus mundur," kata Brigjen Pol Dedi Prasetyo, Jumat (13/9/2019).
Dengan demikian, setidaknya dalam dua tahun ke depan (sebelum Firli pensiun dari kepolisian), KPK akan dipimpin seorang jenderal polisi aktif.
• KPK Jawab Tudingan Fahri Hamzah soal Tebang Pilih Kasus
Hal tersebut mendapat tanggapan dari penyidik senior KPK, Novel Baswedan.
Novel Baswedan mengambil contoh beberapa negara yang dianggapnya sukses dalam upaya pemberantasan korupsi.
Sebut saja Singapura, Hongkong, dan Australia.
Menurut Novel Baswedan, ketiga negara tersebut bisa sukses karena memiliki lembaga semacam KPK yang benar-benar memiliki tingkat independensi tinggi.
"Anda setuju enggak? hahaha. Jelas kita mencontoh negara-negara yang sukses, kita bisa contoh banyak negara yang kita mau ambil, yang mana Singapura, Hongkong, Australia atau apapun, mereka itu untuk bisa untuk memberantas korupsi sukses itu harus independen," ujar Novel Baswedan kepada Tribunnews.com, Jumat (1/11/2019).
Kata Novel, ketiga negara yang disebutkan dirinya tidak melibatkan instansi kepolisian setempat.
• KPK Beri 3 Pesan untuk Mahfud MD yang Jabat Menko Polhukam
Meskipun begitu, Novel tidak menampik pentingnya peran polisi dalam sebuah lembaga pemberantasan korupsi, termasuk KPK.
"Mereka tidak melibatkan Polri, malah mundur, memang keterlibatan dari Polri itu penting untuk membangun KPK pertama kali dan segera," katanya.
"Kenapa memberantas korupsi itu paling penting? Itu di sektor penegakan hukum, kalau penegakan hukum rapi, sektor lainnya juga akan mengikuti," tambah Novel.
Sebelumnya, Penasihat KPK Mohammad Tsani sempat meragukan dipilihnya Irjen Firli Bahuri sebagai ketua KPK.