Menhan Prabowo Subianto Singgung Doktrin Pertahanan dan Keamanan Indonesia yang Defensif
Prabowo Subianto menyatakan doktrin pertahanan dan keamanan negara (hankamneg) Indonesia bersifat defensif.
TRIBUNSOLO.COM, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyatakan doktrin pertahanan dan keamanan negara (hankamneg) Indonesia bersifat defensif.
Hal itu dikatakannya dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR, di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Senin (11/11/2019).
"Doktrin hankamneg yang harus kita susun nanti dan harus kita rumuskan bersama, kita akan kaji kembali tentunya adalah bahwa pertahanan bagi Indonesia, kemampuan militer bagi Indonesia bukan bersifat ofensif tapi bersifat defensif," kata Prabowo.
• CEK FAKTA Wangsit Soeharto Soal Prabowo-Puan di Pilpres 2024, Ini Penjelasan Resmi Astana Giribangun
• Penjaga Makam Astana Giri Bangun Sebut Prabowo-Puan Maharani Berpeluang Besar di Pilpres 2024
Ia melanjutkan, Indonesia tak ingin menyerang atau mengganggu negara lain.
Namun, juga tak boleh membiarkan pertahanan negara menjadi lemah.
"Jadi wawasan kita adalah wawasan defensif, wawasan bertahan wawasan menjaga kedaulatan kita, kita tidak berniat untuk mengganggu bangsa lain," kata Prabowo.
Selain itu Prabowo menegaskan, pertahanan tak boleh dipandang hanya sebagai tambahan.
• Daftar CPNS, Pengurus SKCK di Polresta Solo Membludak, Mengurusnya Sih Hanya 5 Menit Tapi. . .
Sebab, kedaulatan akan lenyap jika pertahanan wilayah lemah.
"Karena itu pertahanan negara tak boleh dipandang sebagai suatu tambahan atau adendum, atau suatu keikutsertaan, tapi ini adalah tujuan negara yang pertama."
"Kita boleh bangun infrastruktur yang banyak dan hebat."
"Kalau kita tak mampu menjaga wilayah laut, darat, udara kita, kita akan hilang kedaulatan kita dan kemampuan kita bertahan sebagai negara," ucap Prabowo. (Chaerul Umam)
Artikel ini telah dipublikasikan Tribunnews.com dengan judul: Menhan Prabowo: Doktrin Pertahanan dan Keamanan Indonesia Defensif, Bukan Ofensif