Gerindra: Gaji Stafsus Jokowi Rp 51 Juta Tak Sebanding dengan Visi-Misi Presiden
Ketua DPP Partai Gerindra mengatakan gaji Rp 51 juta untuk staf khusus presiden tak seberapa jika dibandingkan dengan tatapan besar visi-misi Presiden
TRIBUNSOLO.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai Gerindra, Hendarsam Marantoko mengatakan, gaji Rp 51 juta untuk staf khusus presiden tak seberapa jika dibandingkan dengan tatapan besar visi-misi Presiden Jokowi.
"Gaji Rp51 juta tidak signifikan juga dibanding untuk visi misi presiden ke depan," kata Hendarsam dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/11/2019).
Menurutnya, Jokowi sengaja mengisi staf khusus presiden dengan kalangan milenial karena ada tujuan khusus yang mau diubah.
Tujuan tersebut yakni menghilangkan sebuah dogma bahwa anak muda harus jadi pegawai negeri sipil (PNS).
Presiden Jokowi ingin mengikis dogma itu, dengan cara memasukkan anak-anak muda yang sukses dibidangnya masing-masing.
• Soal Gaji Staf Khusus Jokowi Sebesar Rp 51 Juta, PKS: Yang Penting Kinerja Mereka
Mengingat tujuh stafsus presiden yang berasal dari milenial sebagian besar punya jabatan CEO dan pendiri perusahaan.
Hal ini juga bertalian dengan tantangan global ekonomi yang menanti di masa depan.
"Ini juga ada tujuan khusus presiden menunjuk milenial ini. Banyak personil yang bergerak di bidang UMKM, dogma anak muda harus jadi PNS juga akan terkikis. Ini berkolerasi langsung dengan tantangan global ekonomi ke depannya," tegas dia.
Sementara untuk sisi politik, Jokowi membuktikannya dengan merangkul anak muda Papua bernama Gracia Billy Mambrasar (31) peraih beasiswa di Universitas Oxford, Inggris.
"Dari sisi politik juga seperti itu ada keterwakikan anak muda Papua. Ini kan bisa jadi jembatan," pungkasnya. (Tribunnews.com/Danang Triatmojo)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Tanggapan Gerindra Soal Gaji Staf Khusus Presiden yang Capai Rp 51 Juta"