Nelayan Pulau Selayar Temukan Ikan Oarfish Diduga Pertanda Gempa Tsunami, Ini Penjelasan Ilmuan
Barubaru ini beredar kabar tentang penemuan ikan Oarfish yang dipercaya sebagai ikan pertanda tsunami oleh nelayan Pulau Selayar Pamatata
Menurut ilmuwan, oarfish lebih peka terhadap perubahan kimia yang terjadi di perairan samudera saat terjadi gempa, bukan sebelum gempa terjadi.
Shigeo Aramaki berkata, “Saya bukan spesialis ikan, tetapi tidak ada literatur akademis yang telah membuktikan hubungan ilmiah gampa bumi dan tsunami dengan perilaku hewan dan aktivitas seismik."
"Saya sama sekali tidak melihat alasan untuk khawatir.
Saya juga belum melihat laporan terbaru tentang peningkatan aktivitas seismik di negara ini dalam beberapa pekan terakhir."
Perlu diketahui pada 8 Agustus 2017, satu hari sebelum gempa berskala 6,6 melanda Luzon di Filipina, dua ekor oarfish terdampar di sebuah pantai di salah satu pulau Filipina.
Masing-masing memiliki panjang 12 kaki dan 14 kaki.
Laporan mengatakan bahwa kondisi mereka cukup baik.
Salah satu oarfish yang lebih besar adalah betina.
Menurut para ahli ketika itu, sulit menemukan hubungan antara terdamparnya kedua ikan dengan gempa yang terjadi sehari sesudahnya.
Pasalnya, dua oarfish tersebut terdampar lebih dari 800 mil dari lokasi gempa terjadi.
Oarfish diperkirakan sering berada di kedalaman sekitar 3.300 kaki.
Oleh karena itu, ketika dua oarfish tersebut terdampar, para peneliti dan ilmuwan berusaha untuk mencari tahu penyebabnya.

Oarfish merupakan ikan laut dalam yang lebih dekat dengan gangguan aktif.
Dengan kondisi tersebut, para ilmuwan berhipotesis bahwa oarfish lebih peka terhadap perubahan kimia yang terjadi di perairan samudera saat terjadi gempa.
Di sisi lain, tak sedikit yang berpandangan sama dengan Profesor Shigeo Aramaki.