Sempat Hanyut saat Gendong Korban, Kakek 71 Tahun Ini Nekat Nyebur demi Selamatkan Siswa SMPN 1 Turi
Tragedi susur sungai yang dilakukan SMPN 1 Turi Sleman menjadi luka mendalam bagi kerabat korban yang ditinggalkan.
"Arusnya memang cukup deras. Mungkin daerah atas sudah hujan deras, dan tiba-tiba air langsung tinggi. Itu yang membuat anak-anak terbawa arus. Ya cuma membantu sebisa saya saja. Ada yang cuma dipegangi saja, ada yang digendong,"terangnya.

• Pagi Ini Dua Korban Terakhir Tragedi Susur Sungai Ditemukan, Berjarak 700 Meter dari TKP
Tubuhnya yang tak kuat menahan beban itu pun sempat hanyut terbawa arus.
Beruntung ia bisa berpijak pada batu dan berpegangan pada tangga panjang yang dibawanya.
"Saya sempat ikut hanyut, anak masih di punggung saya. Saya bisa pegangan, tetapi karena batu licin, jadi terpeleset, kaki kena luka,"bebernya sambil menunjukkan luka di telapak kakinya.
Hampir 30 anak diselamatkan olehnya dan Kodir juga dengan warga yang lain.
Tak ada rasa takut yang menghantuinya. Ia hanya berpikir bagaimana cara menyelamatkan anak-anak yang hanyut.
"Saya sedih sekali melihat anak-anak terluka. Ada yang kena bebatuan, dahinya lecet-lecet dan berdarah," tutupnya.

Apresiasi dari Wakil Bupati Sleman
Atas keberaniannya, Mbah Diro mendapat tali asih dari Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun.
Tak hanya Mbah Diro, Kodir pun mendapat tali asih sebagai apresiasi dan ucapan terimakasih.
"Mereka sudah mempertaruhnya nyawa untuk menyelamatkan anak-anak. Bahkan mereka juga bisa hanyut saat menyelamatkan, tetapi dengan berani mereka tetap membantu. Jangan dilihat dari nilainya, tetapi ini tanda kasih dan ucapan terimakasih saya sebagai ibu anak-anak Sleman,"kata Sri Muslimatun. (*)
(TribunJogja / Christi Mahatma Wardhani)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kisah Mbah Diro saat Tragedi Susur Sungai SMPN 1 Turi, Nekat Nyebur ke Sungai demi Selamatkan Siswa,