Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Inspirasi dari Solo

Kisah Bakul Sayur Keliling Jadi Sarjana di UTP Solo, Datang ke Wisuda Bawa Bronjong yang Buat Jualan

Kisah menginsiprasi dari pemuda yang setiap hari jualan sayur kililing menjadi sarjana di UTP Surakarta, sehingga saat wisuda bawa bronjong jualannya.

Penulis: Asep Abdullah Rowi | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
TribunSolo.com/Dok Amirudin
Amirudin mahasiswa Program Studi PKO FKIP UTP Surakarta yang merupakan penjual sayur keliling saat wisuda di GOR UTP Kampus III di Desa Plesungan, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Sabtu (29/2/2020). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Asep Abdullah Rowi

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ada kisah menginspirasi dalam prosesi 'sakral' wisuda di Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Surakarta kali ini dan bisa dibilang sangat berbeda, Sabtu (29/2/2020).

Ya, ada satu-satunya wisudawan yang berangkat ke tempat wisuda di GOR UTP Kampus III di Desa Plesungan, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar itu sembari membawa bronjong di sepeda motornya yang berisi sayur-mayur.

Dia adalah Amirudin, wisudawan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga (PKO) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) angkatan 2014.

Aksinya membawa bronjong sayur dan memakai toga sembari menunjukkan tulisan 'Senadyan Balungan Kere, Alhamdulillah Iso Podo Kancane' pun viral di mana-mana.

Amirudin mahasiswa Program Studi POK FKIP UTP Surakarta yang merupakan penjual sayur keliling saat wisuda di GOR UTP Kampus III di Desa Plesungan, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Sabtu (29/2/2020).
Amirudin mahasiswa Program Studi PKO FKIP UTP Surakarta yang merupakan penjual sayur keliling saat wisuda di GOR UTP Kampus III di Desa Plesungan, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Sabtu (29/2/2020). (TribunSolo.com/Dok Amirudin)

Viral, Dosen Tersenyum Saat Wisudawan Berjoget di Depannya Ala Lagu Entah Apa yang Merasukimu

Pemuda kelahiran 8 September 1992 dari keluarga pas-pasan itu, ternyata memang penjual atau bakul sayuran keliling sungguhan yang berhasil merengkuh gelar strata satu (S1) dengan IPK 3,36.

Bagaimana kisahnya?

Amir sapaan akrab anak dari pasangan Suwarno (55) dan Warsi (40) itu selama bertahun-tahun ini berjuang mendapatkan gelar S1 dengan langkah berat dan berliku.

Dia merupakan warga RT 02 RW 04 Desa Wukirsawit, Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar.

Pagi hari pukul 04.00 Amir sudah harus bangun untuk mencari sayur-mayur berkualitas super yang kemudian dia jual kembali mengunakan sepeda motor kesayangannya Yamaha V-Ixion berpelat nomor AD-4989-ZK itu.

Kalahkan Anak Orang Kaya, Si Anak Pemulung Jadi Wisudawan Terbaik, Sekeluarga Makan Makanan Sisa

"Saya cari sayur di Pasar Matesih, kemudian saya jualan keliling desa setelah Subuh hingga siang pukul 12.00 atau 13.00 WIB," aku dia.

"Sebenarnya sejak tahun 2009 saya sudah mulai jualan sayur keliling," jelasnya.

Namun pada tahun 2014 dia harus bekerja lebih keras lagi untuk membiayai kuliahnya yang harus dijalani setelah berjualan yakni pada sore hingga malam hari.

Mengingat setiap semester Amir mengaku harus membayar sendiri segala administrasi di kampusnya sebesar Rp 4,3 juta.

"Kan kebutuhan banyak, kadang buat jagong (nikahan) bantu orang tua juga, termasuk bayar SPP Rp 4,3 juta per semester," ungkapnya.

"Seribu rupiah pun Alhamdulillah tidak merepotkan orang tua untuk keperluan membayar kuliah," jelas dia mengaku bangga.

Dengan perjuangan yang tidak mudah harus banting tulang sembari menyelesaikan S1, ternyata setiap hari Amir bisa mendapatkan penghasilan cukup lumayan dengan berjualan sayur keliling.

PADA MINTA FOTO : Amirudin mahasiswa Program Studi PKO FKIP UTP Surakarta yang merupakan penjual sayur keliling saat wisuda di GOR UTP Kampus III di Desa Plesungan, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Sabtu (29/2/2020).
PADA MINTA FOTO : Amirudin mahasiswa Program Studi PKO FKIP UTP Surakarta yang merupakan penjual sayur keliling saat wisuda di GOR UTP Kampus III di Desa Plesungan, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Sabtu (29/2/2020). (TribunSolo.com/Dok Amirudin)

"Kalau satu bronjong sayur di motor habis bisa dapat Rp 1,3 juta, tetapi laba bersih bisa kantongi Rp 70-120 ribu per hari," ujar dia.

Rektor Baru UNS Solo, Prof Jamal Wiwoho, Lantik 926 Wisudawan dan Wisudawati Hari Ini

Dapat Apresiasi Rektor

Saat datang ke wisuda menggunakan sepeda ber-bronjong yang berisi sayur-mayur lengkap dari Bumi Intanpari itu, dia sempat mengejutkan banyak wisudawan dan orang tua wisudawan.

Termasuk Rektor UTP Surakarta Prof Tresna Priyana Soemardi dan pejabat kampus sempat mendatanginya serta mengucapkan selamat atas raihan S1 yang didapatkannya.

"Pak Rektor berpesan jangan berhenti belajar," paparnya.

Unik! Wisudawan UNS Solo Rayakan Kelulusan dengan Melepas Burung Merpati

Apalagi prosesi wisudanya cukup spesial karena disaksikan bapaknya yang datang jauh-jauh dari lereng Gunung Lawu di Jatiyoso tersebut.

"Bapak sama adik yang bisa hadir menyaksikan saya wisuda S1 yang didapatkan dengan tidak mudah karena harus kerja keras," aku dia.

Dia berharap dengan raihan S1 itu bisa membuatnya tetap setara dengan anak-anak muda lainnya yang rata-rata sudah bergelar sarjana.

Termasuk membanggakan orang tuanya yang selama ini hanya bekerja serabutan jadi buruh tani.

"Saya tetap akan berjualan sayur dan bisa meraih mimpi saya jadi guru olahraga," harap dia.

"Saya buktikan dengan keterbatasan ini bisa tetap kuliah," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved