Cabuli 11 Muridnya dan Ancam Tak Berikan Nilai, Oknum Guru di Sulawesi Ditangkap Polisi
Kasat Reserse Kriminal Polres Luwu Timur Iptu Eli Kendek mengatakan, korban pencabulan BD masih berusia 11 hingga 12 tahun.
TRIBUNSOLO.COM - Polisi menangkap seorang guru salah satu sekolah dasar (SD) di Kecamatan Towuti, Luwu Timur, Sulawesi Selatan berinisial BD (51) karena diduga mencabuli 11 muridnya.
Penangkapan ini dilakukan setelah polisi menerima aduan dari orangtua korban pencabulan BD.
Kasat Reserse Kriminal Polres Luwu Timur Iptu Eli Kendek mengatakan, korban pencabulan BD masih berusia 11 hingga 12 tahun.
• Kronologi 4 Pemuda di Kalimantan Cabuli Gadis Belia, Salah Satu Pelaku Ternyata Pacar Korban
• Sederet Fakta Suami Kepergok Istri Cabuli Anak Tiri, Terungkap Karena Kecurigaan Guru
“Korban tersebut dipanggil oleh pelaku BD dan bertanya terkait dengan pelajaran,” kata Iptu Eli Kendek, saat dikonfirmasi, Kamis (05/03/2020).
Oknum guru berstatus PNS tersebut juga mengancam siswi yang dicabuli agar tidak mengadukan perbuatannya.
“BD mengancam para korban agar tidak melaporkan ke orang lain terlebih orang tuanya, namun salah satu dari mereka membocorkan hingga informasi ini tersiar dan orang tua para korban melapor,” ujar Eli.
Kini BD diamankan di Mako Polres Luwu Timur untuk menjalani serangkaian proses, sementara korban akan menjalani pemeriksaan. BD juga sudah mengakui perbuatannya.
• Kakek 60 Tahun Cabuli Siswi SMP, Terungkap Setelah Sang Ibu Curiga Putrinya Tak Kunjung Datang Bulan
• Kenal di Facebook, Remaja di Yogya Cabuli 6 Perempuan, Semuanya Dijanjikan Dinikahi
“Bermula saya tanya tentang pelajarannya di sekolah dan meminta agar jangan ada yang memberitahukan kepada siapapun termasuk orang tua mereka terhadap apa yang pernah saya lakukan,” jelas BD.
Pelaku juga mengancam para siswa tidak akan memberikan nilai dan tidak akan menaikan kelas bila melapor kepada orang tuanya.
(Amran Amir)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Oknum Guru SD Ini Cabuli 11 Muridnya dan Ancam Tak Berikan Nilai jika Korban Mengadu"