Beda Penanganan Pasien Corona dengan Pasien Lainnya, Pasien Corona Harus Isolasi hingga Sembuh
Dokter Spesialis Paru RSUD Dr Moewardi Surakarta menjelaskan perbedaan penanangan pasien positif Corona dengan pasien lainnya.
TRIBUNSOLO.COM - Dokter Spesialis Paru RSUD Dr Moewardi Surakarta, dr Artrien Adhiputri, SpP, MBiomed, menjelaskan perbedaan penanangan pasien positif Corona dengan pasien lainnya.
dr Artrien juga menjelaskan perbedaan penanganan pasien penyakit Covid-19 dengan TBC.
Menurut dia, penderita infeksi virus corona perlu dirawat di ruang isolasi bertekanan negatif.
Hal itu diperlukan untuk mencegahan penularan virus corona yang terbilang begitu mudah dari satu orang ke orang lainnya.
• Diminta Jadi Jubir DPR Gara-gara Videonya DPO Corona Viral, Bintang Emon: Enggak Dulu Deh
Sementara, penderita TBC bisa dirawat di ruang perawatan pada umumnya, hanya memang sebaiknya terpisah dengan pasien penyakit lain.
Ruangan yang digunakan untuk merawat pasien TBC malah dianjurkan terbuka, yakni tersedia sarana fentilasi yang cukup untuk keluar masuk udara, termasuk sinar matahari.
Penderita TBC di rumah pun tak harus diisolasi beberapa bulan hingga sembuh.
• Terapkan Isolasi Mandiri, Kades Pranan Himbau Warga Hemat Sembako : Satu Telur Untuk Bertiga
dr Artrien mengatakan, mereka bisa hidup seperti biasa.
“Ruangan untuk penderita TBC ini malah yang penting punya sirkulasi bagus, sinar matahari bisa masuk. Dengan begitu mereka bisa sehat, bisa hirup udara baru,” jelas dia.
Perbedaan Batuk Gejala Virus Corona dengan Batuk Gejala Tuberkulosis (TBC)
Gejala batuk yang muncul akibat virus corona memiliki ciri yang berbeda dengan batuk karena TBC.
Dia menjelaskan gejala batuk akibat infeksi virus corona yang memiliki nama resmi SARS-CoV-2 itu bersifat akut.
• Jaga Jarak 1 Meter karena Corona Bisa Menular lewat Percikan, Pahami Alur Penularan Covid-19
Sedangkan, batuk akibat penyakit TBC dikenal bersifat kronis.
dr Artrien menerangkan, ciri batuk yang mengindikasikan seseorang menderita Covid-19, yakni batuk kering yang terjadi secara terus menurus.
Batuk tersebut bisa terjadi setidaknya dalam waktu setengah hari.
Meski tidak semua orang yang mengalami batuk kering bisa disebut 100 persen positif Covid-19, tapi batuk jenis ini lebih berpotensi menjadi gejala infeksi virus corona daripada batuk yang mengeluarkan dahak.
• Penebar Berita Hoax soal Corona Terancam Penjara 6 Tahun dan Denda Rp 1 Miliar
Pada penderita Covid-19, gejala batuk biasanya disertai juga dengan demam dan sesak napas.
Gejala tersebut biasanya muncul antara 2-14 hari setelah terpapar virus.
Sedangkan, batuk akibat penyakit TBC biasanya disertai dengan dahak kental dan kadang-kadang muncul bercak darah.
Selain batuk berdahak, pengidap penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis itu juga bisa merasakan gejala lain, seperti:
- Nyeri dada
- Sesak napas
- Demam menggigil
- Berkeringat secara berlebihan di malam hari
- Nafsu makan turun sehingga bisa mengakibatkan penurunkan berat badan secara drastis
“Penyakit TBC masa inkubasinya lebih lama dari infeksi virus corona. Masa inkubasi itu, kuman yang sudah masuk tapi belum jadi gejala. Masih ada peperaangan di tubuh,” jelas dr Artrien saat menjadi narasumber dalam talkshow membahas tema TOSS TBC dalam rangka Hari Tuberkulosis Sedunia yang disiarkan secara live streaming di akun media RSUD Dr Moewardi Surakarta, Rabu (24/3/2020).
(Irawan Sapto Adhi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Beda Batuk sebagai Gejala Virus Corona dengan Batuk akibat TBC"