Jaga Jarak 1 Meter karena Corona Bisa Menular lewat Percikan, Pahami Alur Penularan Covid-19
Berikut alur virus corona penyebab Covid-19 bisa menyebar dan memengaruhi paru-paru manusia.
TRIBUNSOLO.COM - Berikut alur virus corona penyebab Covid-19 bisa menyebar dan memengaruhi paru-paru manusia.
Meski ilmu pengetahuan masih sedikit membahas tentang virus corona, namun ada beberapa poin yang bisa dijabarkan mengapa virus tersebut mudah menular.
Perlu diketahui, virus tersebut tidak menyebar melalui udara. WHO hanya baru memperingatkan petugas medis untuk lebih mengenakan ADP yang sesuai standar lantaran ada dugaan di ruang perawatan pasien virus itu bisa menular di udara airborne
Virus corona menyebar lewat percikan atau droplets. Sehingga, ada jarak aman untuk berbicara dengan orang lain, yakni kurang lebih 1 meter.
• UPDATE CORONA di Indonesia per 24 Maret 2020: Tak Ada Tambahan Pasien yang Sembuh dari Covid-19
Percikan yang dimaksud bisa melalui batuk atau bersin. Cairan itu lantas masuk melalui hidung, mulut atau mata.
Dengan tangkas, virus langsung merambat ke bagian belakang hidung Anda dan menempel pada membran mukosa di belakang tenggorokan Anda.
Ketika ia hinggap pada salah satu reseptor sel di sana, invasi pun dimulai.
Mengutip New York Times yang mewawancarai Dr William Schaffner, spesialis penyakit menular di Vanderbilt University Medical Centre in Nashville, virus tersebut dipenuhi paku yang berisi protein.
Layaknya perompak di lautan, mereka bisa saja nemplok di membran sel.
• Kenali Batuk Gejala Virus Corona atau Tuberkulosis, Simak Perbedaannya
Setelah nemplok, mereka baru memulai untuk membajak sel metabolisme tubuh.
Tentu, sel tubuh yang ketakutan itu mau tak mau bekerjasama dengan perompak.
Mereka mulai menggandakan diri sebagai virus dan menyerang sel-sel lain.
Memasuki fase ini, umumnya pasien akan mengalami gejala berupa radang tenggorokan atau batuk kering.
Setelah sukses membuat manusia batuk-batuk, virus itu kemudian merambat turun secara progresif ke trakea dan menuju paru-paru.
Sesampainya mereka di paru-paru, membran mulkosa akan meradang.
Itu akan merusak alveoli atau kantung paru-paru.
• Ujian Nasional 2020 Dihapus, Wali Kota Solo Usul Dikembalikan seperti Zaman Bung Karno
Jika kantung rusak, maka fungsi paru-paru untuk memompa oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan karbon dioksida dari darah menjadi terhambat.
Lambat laun, aliran oksigen yang mampet membuat paru-paru terisi cairan, nanah atau sel mati.
Pada fase ini, pasien disebut mengalami pneumonia atau infeksi paru-paru.
Dari alur tersebut, diketahui bahwa virus ini tak lantas menyerang paru-paru.
Mereka bergerak senyap dan memilih untuk hinggap di pinggir paru-paru dulu baru berjalan ke tengah.
Ini juga yang membuat para dokter di China sempat kecolongan.
• Kehilangan Indera Penciuman dan Rasa Termasuk Salah Satu Gejala Infeksi Corona
Sebagian besar tes paru-paru di RS tak memeriksa bagian pinggir.
Tak heran, orang sakit kadang dianggap sehat dan diminta untuk pulang.
Lantas, apa yang dilakukan tubuh kita ketika virus itu melipatkgandakan diri sendiri di dalam?
Tentu, alarm sistem imunitas kita akan berbunyi. Mereka pun bersiap untuk menumpas habis sang perompak.
Namun, mekanisme itu bisa berjalan tidak seperti yang diharapkan terhadap kelompok penderita rentan.
Seperti lansia misalnya atau orang dengan penyakit paru-paru, jantung dan penderita diabetes.
Meski bisa menyebabkan kefatalan untuk kelompok itu, tetapi para pemuda tak boleh jumawa.
Sebab, adapula kasus tertentu yang justru menyerang individu berusia muda.
Jika infeksi sudah teramat parah, sistem imun bisa saja panik. Ibarat menumpas penjahat, sistem imun akan menggunakan senjata.
Sayang, alih-alih menggunakan pistol atau senapan kecil lain, mereka justru mengambil bazooka dan menembakkannya ke tempat virus berada.
Iya, virusnya hilang, begitu pula dengan sel tubuh yang lain juga ikutan hilang. Ambyar semua.
Dari sini, implikasi mulai beragam. Respons berlebihan sistem imun dengan minimnya suplai oksigen ke darah bisa menimbulkan kegagalan fungsi berbagai organ.
Tragedi mematikan ini terjadi pada salah satu dokter muda profesional di Wuhan, China. Dr Xia Sisi harus kehilangan nyawa karena virus corona.
Masih mengutip artikel New York Times yang berjudul ‘Two Women Fell Sick From the Coronavirus, One Survived’, Dr Xia sempat dirawat di rumah sakit karena virus corona.
Ia adalah dokter spesialis pencernaan yang menjadi garda terdepan di RS Union Jiangbei di Wuhan, China sejak 2015.
Dr Xia masuk RS Zhongnan pada 7 Februari 2020 pukul 3 pagi.
Direktur Rumah Sakit itu sempat memanggil sejumlah pakar dari berbagai kota untuk menyelamatkannya.
Mereka juga sempat meminjam sebuah mesin kedokteran di Wuhan untuk menggantikan kerja hati dan paru-paru. Saat itu, hati Dr Xia sempat berdetak lagi.
Sayang, infeksi yang dialami terlalu parah dan mereka gagal.
Otak Dr Xia kekurangan oksigen dan menyebabkan kerusakan permanen.
Kemudian, ginjalnya mulai tak berfungsi dan para dokter harus mendialisis tepat waktu.
Ia pun koma dan meninggal 23 Februari 2020.
Bisa disimpulkan, virus corona tak bisa dianggap enteng.
Jika Anda mampu bekerja di rumah, wajib dilakukan. Jika tidak, maka Anda harus menjaga higienitas diri Anda secara ekstra. Kurangi memegang area wajah. Jangan lupa lakukan jarak sosial dan sebaiknya di rumah untuk memutus penularan virus corona.
Jangan lupa untuk selalu cuci tangan selama 20 detik untuk menghilangkan virus corona dan virus apapun yang ada di tangan. (Tribunjogja.com/Bunga Kartikasari)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul "Pahami Cara dan Alur Virus Corona Penyebab COVID-19 Menginfeksi Tubuh"