Tukang Ojek Pengkolan
Pencetus Sinetron Tukang Ojek Pengkolan Hari Ini Ulang Tahun, Para Pemain Ucapkan Selamat dan Doa
Aris Nugraha menjadi sosok yang disegani para pemain sinetron Tukang Ojek Pengkolan. Berkat tangan dinginnya sinetron itu kini digemari.
Penulis: Hanang Yuwono | Editor: Rifatun Nadhiroh
Aris mengatakan bahwa semua serial atau film yang ia garap ini berasal dari realitas kehidupan yang terjadi pada masyarakat menengah ke bawah.
"Gagasan itu datang tiba-tiba, kemudian gagasan yang datang secara spontanitas itu saya rancang secara apik," kata Aris.
ia juga mengatakan, setiap karya yang ia buat pun untuk dinikmati oleh khalayak pun tetap mengedepankan idealisme dan tidak memandang hanya sebatas komersial semata.
"Saya ingin semua karya memberikan pencerahan bagi masyarakat, tanpa harus menghadirkan adegan yang tidak realistis," katanya.
Ia lantas mengungkapkan penghargaan yang berkesan.
"Yang paling saya ingat itu di penghargaan dari majalah Tempo, karena dianggap mampu merubah perwajahan televisi di Indonesia," katanya.
Serial komedi Bajaj Bajuri yang dibuat Aris Nugraha, menceritakan keluarga Bajuri dan Oneng, Bajuri di serial tersebut hanyalah sopir bajaj berpenghasilan pas-pasan, sedangkan istrinya, Oneng, membuka praktik salon kecil.
Di tengah-tengah mereka, ada pula Nani Wijaya yang berperan sebagai Emak.
Dalam serial ini Bajuri selalu dimusuhi oleh Emak karena kerap dituding memiliki wanita simpanan dan selalu membawa uang pas-pasan.
Profil Aris Nugraha, Pencetus Sinetron Tukang Ojek Pengkolan
Aris Nugraha dikenal sebagai ahlinya sinetron komedi di Indonesia.
Ia sudah kerap masuk nominasi di ajang festival yang berhubungan dengan dunia akting.
Antara lain nominasi Festival Film Bandung 2003 ('Bajaj Bajuri'), 2005 ('Radio Repot') dan 2011 ('Udin Bui').
Lalu ada 'Tante Tuti' (Film Cerita Serial Televisi Terbaik Festival Film Indonesia 2006), 'Kejar Kusnadi', 'The Coffee Bean Show', 'Camera Cafe', 'The Adventures of Suparman', dan 'Raj's Family'.
Kegemaran Aris Nugraha dalam penulisan, ia tuangkan dalam buku antologi puisi di tahun 90-an 'Catatan Gunung Sahari' (Puspa Swara, 1993) dan 'Nyanyian Hutan Bakau' (Pustaka Sastra, 1994).