Solo KLB Corona
Cerita Janda Penjual Bubur di Solo yang Rasakan Pahitnya Dampak Corona, Kini Pendapatan Terjun Bebas
Penjual bubur bernama Sawarni (50) warga RT 04 RW 06 Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Solo harus merasakan pahitnya dampak wabah Corona.
Penulis: Ryantono Puji Santoso | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ryantono Puji Santoso
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ratusan orang menyerbu pembagian sembako dari pengusaha internet service provider, IT consultant dan data center, Bravo Drajat Niti Totowibowo, Jumat (3/4/2020).
Salah satu di antaranya adalah penjual bubur bernama Sawarni (50) warga RT 04 RW 06 Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Solo.
Sawarni bercerita, selama pendemi Corona atau Covid-19 ini penghasilannya menurun drastis.
• Bantu Warga Terdampak Corona, Pengusaha Catering Solo Habiskan 500 Kg Beras dan Rp 10 Juta per Hari
Diceritakannya sebelum Corona mewabah di Solo, dia bisa mengantongi Rp 2 juta per bulan dengan menjual bubur.
Namun, saat ini semakin sedikit orang yang keluar rumah dan otomatis pendapatannya menurun.
"Sekarang hanya Rp 900 ribu sebulan," jelas Sawarni yang tengah mengantre.
Apalagi statusnya sebagai janda dan memiliki tiga anak juga membuatnya semakin sulit.
Dia pun hanya bisa bertahan hidup dengan biaya seadanya.
"Ini dapat bantuan tadi, bisa mengurangi beban ada beras mie dan lain sebagainya," papar Sawarni.
• Lagi, Aksi Pengusaha di Solo Bagikan Sembako ke Warga Terdampak Corona, Sehari Keluarkan Rp 12 Juta
Sebelumnya pengusaha internet service provider, IT consultant dan data center, Bravo Drajat Niti Totowibowo bagi-bagi sembako untuk warga yang terdampak Corona.
Dia membawa mobil Fortuner putih membagikan sembako pada masyarakat di sekitar Pasar Jongke, Kecamatan Laweyan, Solo.
Masyarakat seperti tukang becak, parkir, dan pedagang kaki lima ikut mengambil sembako yang diberikan.
Dalam satu paket sembako dia memberikan total Rp 120 ribu.
• Tracing 2 Warga Pemalang Positif Corona: Seusai Perjalanan Ziarah ke Solo, Yogya dan Kebumen
"Dalam satu hari, saya menganggarkan Rp 12 juta untuk 100 paket," kata Bravo.
Semua ini dia lakukan karena prihatin dengan kondisi rakyat kecil yang tidak mendapatkan pemasukan karena terdampak wabah Corona.
Dia berharap aksinya ini menjadi pemantik untuk pengusaha lainnya agar turun membantu masyarakat.
"Saya ingin berikan harta saya, karena saya ingin menabung di akhirat," papar dia.
Apalagi dalam pandemi Corona ini banyak orang yang pendapatannya turun.
Pihaknya ingin membantu sesama dan meringankan beban mereka yang membutuhkan. (*)