Virus Corona
Seorang Positif Covid-19 Usai Mudik dari Surabaya, Desa Juron Nguter Sukoharjo Putuskan Lockdown
Pasca seorang pemudik dari Surabaya positif Covid-19 saat pulang ke kampung halaman, warga Desa Juron, Kecamatan Nguter, Sukoharjo menerapkan lockdown
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Pasca satu orang pemudik dari Surabaya ditetapkan positif Covid-19 saat pulang ke kampung halamannya, warga Desa Juron, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo menerapkan lockdown.
Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, sejumlah akses menuju kampung tersebut langsung ditutup dengan bambu oleh warga sehingga pengendara tidak bisa melintas.
Hal tersebut untuk membatasi mobilitas warga dan memantau siapa saja yang keluar masuk perkampungan.
• UPDATE Corona di Indonesia 3 April 2020: Kasus Positif Mencapai 1.986 Orang, Bertambah 196 Orang
Mengingat warga syok mendapati ada anggota warganya yang merupakan perantauan dari Surabaya didapati posotif Covid-19 setelah mendapa perawatan intensif sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) di RSUD Ir Soekarno Sukoharjo.
Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Sukoharjo, Agus Santosa mengapresiasi langkah sigap warga yang menerapkan sistem monitoring di perkampungan Desa Juron, Kecamatan Nguter tersebut.
Apalagi Pemkab Sukoharjo tengah serius memerangi penyebaran Covid-19 usai penetapan KLB oleh Bupati Wardoyo Wijaya 23 Maret.
"Isolasi lokal dibutuhkan sebagai pembatasan sosial skala besar di kampung," Terangnya kepada TribunSolo.com, Jumat (3/4/2020).
"Kalau stay at home itu kan tingkatnya di keluarga," katanya menekankan.
• Seorang Pemudik Asal Surabaya Jadi PDP di RSUD Ir Soekarno Sukoharjo, Hasil Rapid Test Positif
Lebih lanjut dia menjelaskan, selain stay at home dan social distancing, sejumlah program tengah digalakan seperti phisical distancing.
Menurutnya dengan langkah itu warga bisa melakukan pengawasan dan pendataan jika ada orang asing atau orang dari perantauan yang mudik ke kampung halamannya tiba.
Namun demikian, dia juga meminta kepada warga untuk tetap memberlakukan protokol kesehatan, serta menjaga norma dan etika.
"Orang yang tiba ini nanti akan didata diawasi oleh gugus tugas tingkat RT/RW hingga camat," imbuhnya.
Bagi para perantau yang tiba, dia meminta dengan kesadaran sendiri melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.
"Kalau merasa badannya kurang sehat, muncul gejala demam, batuk dan pilek langsung memeriksakan diri ke klinik terdekat," katanya.