Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Virus Corona

Taiwan, Negara Non-Anggota WHO yang Berhasil Atasi Corona: Belajar dari Pengalaman SARS

Pengalaman mengatasi wabah sebelumnya dan gerak cepat pemerintah yang disertai kepatuhan warga menjadi kunci utamanya.

Editor: Reza Dwi Wijayanti
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
UPDATE Corona Global Hari Ini 

 
Negara-negara kecil yang memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan juga menjadi tujuan pengiriman.

Polemik keanggotaan WHO
Ada satu faktor menarik lainnya tentang keberhasilan Taiwan, yakni mereka bukan anggota Badan kesehatan Dunia (WHO).

Taiwan diklaim oleh China sebagai bagian dari wilayahnya, dan Beijing menghalangi Taiwan berpartisipasi ke banyak organisasi internasional.

Kecuali jika Taiwan melakukannya dengan prinsip "Satu China" seperti penyebutan nama negara menjadi Chinese Taipei di Olimpiade.

Taiwan berstatus pengamat di WHO hingga 2016. Status itu lalu berubah dengan pemilihan Presiden Tsai Ing-wen dari Partai Progresif Demokratik yang pro-kemerdekaan secara tradisional.

Beijing kemudian menanggapinya secara besar-besaran dengan meningkatkan tekanan ke Taipei. Mereka memburu beberapa sekutu diplomatik yang tersisa, dan melakukan unjuk kekuatan militer.

WHO menegaskan pengecualian Taiwan dari pertemuan negara-negara anggota tidak berpengaruh pada berbagi informasi dan bimbingan kesehatan sehari-hari.

Para ahli dan pekerja kesehatan masih berinteraksi dengan rekan-rekan internasional melalui WHO.

Namun CNN mengabarkan, banyak pengamat termasuk pejabat Taiwan mengklaim bahwa situasi itu memiliki efek negatif, baik selama epidemi SARS dan krisis saat ini.

Natasha Kassam seorang ahli di China, Taiwan, dan diplomasi di Lowy Institute Australia, mengatakan di awal wabah virus corona kurangnya saluran langsung dan tepat waktu ke WHO mengakibatkan pelaporan kasus yang tidak akurat di Taiwan.

 
Pejabat WHO tampaknya mengandalkan Beijing untuk penghitungan jumlah kasus di Taiwan.

"Otoritas Taiwan mengeluh tentang kurangnya akses ke data dan bantuan WHO," ujar Kassam dikutip dari CNN.

Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, pada Sabtu (29/2/2020) pernah menuding China menyebar hoaks dan mengganggu perjuangan Taiwan melawan virus corona.

Hoaks yang dimaksud Taiwan adalah klaim bahwa negara pimpinan Tsai Ing-wen ini menutupi jumlah kasus virus corona yang sebenarnya, dan anggota Partai Progresif Demokratik yang berkuasa di Taiwan mendapat prioritas untuk masker wajah.

Kurangnya informasi itu kemungkinan melandasi Taiwan untuk bergerak sendiri dan mengambil keputusan sejak awal secara independen, berdasarkan panduan WHO dan konsensus internasional yang lebih luas.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved