Solo KLB Corona
4 Fakta Emak-emak yang Marahi Petugas Covid-19, Tiba dari Jakarta hingga Wali Kota Balas Memarahinya
Berikut 4 fakta emak-emak yang marahi petugas pendataan Covid-19 emi mengantisipasi penyebaran virus Corona dari pemudik.
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Demi mengantisipasi penyebaran virus Corona dari pemudik, Pemkot menerapkan pengamanan berlapis.
Tidak hanya mendata lelalui stasiun hingga terminal, tetapi juga melakukan monitoring di rumah-rumah yang di dalamnya ada penghuni yang selama ini merantau di luar kota.
Termasuk menyiapkan karantina di Dalem Joyokusumo, Graha Wisata Niaga Sriwedari, dan Dalem Priyosuhartan.
Namun sayangnya selang beberapa hari dijalankan, muncul seorang emak yang baru pulang dari zona merah Covid-19 Jakarta marah-marah saat didata petugas pada Minggu (6/4/2020).
• Wali Kota Solo Murka, Emak-emak yang Marah-marah saat Didata Petugas Covid-19 Akhirnya Minta Maaf
Akibatnya video yang sempat terekam pun viral, sehingga membuat Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo murka gantian memarahinya.
Meskipun akhirnya emak-emak dan keluarganya minta maaf pada petugas.
Berikut 4 fakta emak-emak yang marahi petugas pendataan Covid-19 :
1. Baru Datang dari Zona Merah Jakarta
Seorang ibu-ibu tang tinggal di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo, marah-marah saat dikunjungi petugas Satgas Covid-19.
Ibu tersebut baru saja datang dari Jakarta.
• Ibu di Solo yang Omeli Satgas Covid-19 Minta Maaf, Suaminya Balik Disemprot Wali Kota via Telepon
Para petugas yang terdiri dari Babinsa, Bhabinkantibmas, dan Satlinmas dibentak pemudik tersebut saat tiba di rumahnya.
Padahal, kunjungan mereka dalam rangka pendataan pemudik yang datang ke Solo, termasuk dari Zona Merah yakni Jakarta.
Lurah Sondakan, Prasetyo Utomo menjelaskan, ada video viral yang menggambarkan seorang emak marahi petugas saat datang ke rumah.
Prasetyo menceritakan, pemudik tiba ke rumahnya yang berada di Kelurahan Sondakan sekira tanggal 28 Maret 2020.
Seusai protokoler kesehatan, pemudik yang tiba di Solo wajib melakukan karantina mandiri selama 14 hari.
"Ada laporan warga kalau ada yang datang dari Jakarta," tutur dia.
"Terus, kalau ada laporan begitu memang kita memiliki kewajiban menindaklanjuti, kemudian kita data," imbuhnya membeberkan.
Pendataan dilakukan pada 30 Maret 2020 dengan melibatkan Babinsa, Bhabinkantibmas, dan Satlinmas Kelurahan Sondakan.
• Matangkan Persiapan, Pemkot Solo Bakal Simulasikan SOP Karantina Mandiri Pemudik Besok
2. Wali Kota Lihat Video yang Tersebar
Video viral di WhatsApp, yang merekam seorang ibu-ibu di Solo mengomel ke petugas Covid-19, ternyata sampai juga ke telinga Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo.
FX Rudy pun ganti memarahi warga bersangkutan.
Hal itu disampaikan FX Rudi ke wartawan, saat ditanya mengenai insiden itu.
Rudi meminta pemudik yang tiba di wilayahnya untuk kooperatif dengan petugas pendataan corona atau Covid-19.
"Saya berharap masyarakat jangan mentang-mentang, kita punya tujuan yang mulia untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona," ucap dia, Minggu (5/4/2020).
Rudy mengaku kecewa mendengar ada petugas Covid-19 yang dibentak-bentak oleh seorang ibu asal Solo.
Sebagaimana diketahui, ibu tersebut membentak-bentak petugas Covid-19, karena tak mau diperiksa meski dia baru saja datang dari Jakarta, zona merah Covid-19.
"Petugas yang disana jangan dibentak-bentak," kata Rudy.
• Petugas Pendataan Corona Solo Dimarahi Pemudik Jakarta, Wali Kota Solo Respon, Lakukan Ini
"Petugas di sana itu tidak dapat gaji, makan ya pakai uang mereka sendiri! Mohon untuk dihargai, menghargai sesama itu perbuatan mulia," imbuhnya.
3. Wali Kota Memarahi Suaminya
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo juga menegaskan, jika enggan diatur di Solo silahkan angkat kaki dari wilayahnya.
Rudy mengaku sudah mengetahui kejadian pemudik yang menolak untuk didata petugas.
Orang nomor satu di Solo itu langsung menelpon suami pemudik tersebut.
"Suaminya saya telepon, saya minta wong sugih kok rumongso merendahkan mereka yang datang," jelasnya.
"Mereka itu punya tujuan memotong mata rantai penyebaran virus, ini bukan perosalan rumahku dewe atau apa," tutur Rudy.
"Petugas mau mendata terkait pernyataan kesanggupan melakukan karantina mandiri gitu aja, mentang-mentang kayak begitu, tadi suaminya sudah saya telepon," kata Rudy.
Rudy sudah meminta pemudik untuk meminta maaf kepada petugas pendataan yang sempat kena amuknya.
"Saya suruh minta maaf ke kelurahan, TNI-Polri, saya suruh minta maaf ke kelurahan kalau tidak mau diatur di Solo jangan di Solo," tandasnya.
4. Minta Maaf ke Petugas
Seorang emak yang sempat marah-marah kepada petugas Covid-19 saat dilakukan pendataan di rumahnya di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Kota Solo akhirnya minta maaf.
Kejadian marah-marah emak yang baru datang dari kawasan merah Jakarta tersebut terekam dalam video sehingga sejumlah petugas hanya menunduk pada, Minggu (5/4/2020).
Lurah Sondakan, Prasetyo Utomo mengatakan, kejadian tersebut terjadi lantaran adanya kesalahpahaman antara petugas dan pemudik.
"Masalah sudah selesai, hanya kesalahpahaman, hari ini beliau sudah menyatakan permintaan maaf, hanya kesalahpahaman saja, protapnya sudah dilalui," jelas Prasetyo kepada TribunSolo.com.
• Maria Ozawa Beri Pesan Khusus Masyarakat Indonesia Hadapi Corona, Mbah Mijan Beri Komentar Kocak
"Mereka sebetulnya sudah melakukan skrinning kesehatan, cuma mungkin karena kesalahpahaman," kata dia.
"Ketika kita datang, mereka juga merasa terganggu dengan aturan protap yang sudah ditentukan," tambahnya.
Proses mediasi telah dilakukan antara keluarga pemudik, pihak Kelurahan Sondakan, dan tim pendataan di Kantor Kelurahan Sondakan.
"Kita mediasi antara warga, Babinsa, Bhabinkamtibnas, Lurah, Danton Linmas, ada pak RT, pak RW, dan dari pemuda, intinya mengklarifikasi kejadian kemarin," jelas Prasetyo.
"Yang bersangkutan meminta maaf pada warga sekitar dan tim dari kelurahan," imbuhnya.
Prasetyo mengatakan, ibu-ibu tersebut juga telah menyatakan bersedia menjalani karantina mandiri di rumahnya selama 14 hari.
"Sudah dilakukan karantina dan tidak keluar-keluar juga," kata Prasetyo.
"Kalau nanti 14 hari tidak menemukan gejala Covid-19, warga sudah bisa melakukan aktivitas sehari-hari," jelasnya. (*)