Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Info Kesehatan

Benarkah Rasa Bosan Malah Bermanfaat? Simak Penjelasannya

Jika melakukan tindakan yang baik dan murah hati dapat memenuhi tujuan tersebut, maka artinya kebosanan dapat mempromosikan perilaku pro-sosial.

Editor: Reza Dwi Wijayanti
boldsky.com
Ilustrasi Bosan 

TRIBUNSOLO.COM - Banyak orang mungkin sudah merasa bosan menjalani masa karantina mandiri dalam wabah covid-19, karena tidak bisa melakukan hal-hal yang biasa dilakukan.

Namun, rasa bosan ternyata tak selalu buruk.

Bahkan, sebuah penelitian mengungkap, kebosanan yang dirasakan banyak orang saat ini cenderung memotivasi untuk menjadi lebih baik, dan lebih empati.

Rasa yang sama juga disebut bisa mendorong orang lebih terlibat dalam kegiatan sosial, khususnya membantu mereka yang membutuhkan.

Cerita Mahasiswi Universitas Jember yang Ikuti Ujian Skripsi Online Lebih Menikmati dan Friendly

BREAKING NEWS : Kasus Kian Bertambah, 1 Warga Solo Positif Corona Lagi, Jumlah ODP & PDP Naik Terus

Studi yang dipublikasikan melalui US National Library of Medicine tersebut berjudul "Tentang Kebosanan dan Identitas Sosial: Pendekatan Pengaturan Makna Pragmatis."

Wijnand van Tilburg dari Universitas Limerick mengatakan, orang-orang yang bosan merasa bahwa tindakan mereka tidak ada artinya.

Hal itulah yang membuat mereka terinspirasi untuk terlibat dalam kegiatan yang lebih bermakna.

Jika melakukan tindakan yang baik dan murah hati dapat memenuhi tujuan tersebut, maka artinya kebosanan dapat mempromosikan perilaku pro-sosial.

Investigasi hubungan antara kebosanan dan melakukan tindakan pro-sosial ini adalah hal yang sangat baru, dan bisa juga kontra-intuitif.

Menurut Van Tilburg, hubungan positif antara kebosanan dan agresi, kemarahan, dan permusuhan dapat dijelaskan dengan kebutuhan mereka yang bosan terhadap kegiatan yang dapat membangkitkan suasana hati.

Mereka kemungkinan besar akan mendapatkan skor tinggi pada poin yang disebut "tindakan mencari sensasi".

Di sisi lain, jika orang merasa tidak berarti, mereka lebih cenderung melakukan tindakan yang mereka yakini akan membangun kembali rasa kebermaknaan mereka.

Van Tilburg menambahkan, orang-orang seperti ini tidak hanya terlibat dalam sesuatu yang menurut mereka menyenangkan dan menarik.

Lebih jauh, Van Tilburg mengatakan, kebosanan bisa menjadi motivasi besar untuk menyelesaikan tugas-tugas yang tidak menyenangkan namun penting. Misalnya, kegiatan donasi.

Mereka cenderung lebih melibatkan diri dalam kegiatan tersebut daripada kegiatan yang menyenangkan, namun kurang bermakna.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved