Solo KLB Corona
Kisah Dokter Tangani Pasien Corona di Solo, Tak Hanya 'Bersenjata' APD, Doa Pun Tak Pernah Putus
Melati langsung mengemban tugas penanganan pasien di bangsal isolasi Covid-19 pada Maret 2020, bahkan sempat khawatir karena batuk dan pilek.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
"Itu pas sekali, setelah memegang pasien Covid-19, timbul gejala itu, rasanya khawatir sekali, saya positif tidak, ya, itu sambil nunggu hasil swab," ucap dia.
Saat itu Melati harus melewati pengecekan darah, CT Scan, dan pengambilan swab tenggorokan.
"Selama isolasi patuh misalnya disuruh stay at home, ya, tidak kemana-mana," kata dia.
• Ada Berkah di Balik Corona Mewabah, UNS Solo Siapkan Karpet Merah Bagi 1.720 Pendaftar Lolos SNMPTN
• Ruang Isolasi Pasien Corona Overload, RSUD Dr Moewardi Solo Siapkan Ruang Tambahan Baru
"Makan pun pesan via online, tidak mau ketemu tukang ojek online-nya, ojeknya saya suruh untuk taruh depan kamar, saya tidak ketemu dia, menjaga kontak," imbuhnya.
Bahkan dia harus menanti hasil swab tenggorokannya selama 5 sampai 7 hari.
"Hasil cek darah dan rontgen-nya normal, dan hasil swabnya negatif," ucap dia.
Setelah hasil keluar, dia pun baru diperkenankan bertugas kembali meski harus berganti bagian.
"Itupun atas izin tim SARI," kata Gloria.
"Sebenarnya sehabis dari bagian paru ke bagian lain, ke bagian lain, tenaga kesehatan lainnya juga khawatir," tandasnya. (*)