Berita Sukoharjo terbaru
Kisah Pengemis di Sukoharjo Tinggal di Gubuk Reot, Harus Hidupi Anaknya yang Keterbelakangan Mental
Mariyam (70) Warga Kampung Kedung Gudel RT: 01 / RW: 03, Kelurahan Kenep, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo hidup dengan dua orang anaknya yang
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Agil Trisetiawan
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Mariyam (70) Warga Kampung Kedung Gudel RT: 01 RW: 03, Kelurahan Kenep, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo hidup dengan dua orang anaknya yang memiliki keterbelekangan mental.
Satu diantara dua anak itupun memiliki sakit stroke dan telah diidapnya kurang lebih selama lima tahun.
Dia tinggal di rumahnya yang bisa tergolong Rumah Tak Layak Huni (RTLH), di salah satu ruangan rumahnya yang memiliki luas sekitar 3 meter X 4 meter.
Bangunan rumahnya cukup luas, namun harus dia bagi dengan kakaknya, karena rumah itu adalah rumah warisan dari orang tuanya.
Nampak tembok rumahnya yang terlihat sangat memprihatinkan dan nyaris roboh.
Dan rumahnya nampak jauh dari kata rumah sehat.
Mariyem sendiri bekerja sebagai pengemis, yang setiap hari berkeliling di Kampungnya, dan sesekali keluar Kampung.
"Kalau sudah jalan itu istirahatnya ya dimana-mana, terkadang ada yang memberi uang juga ke saya," kata saat ditemui di rumahnya, Rabu (29/4/2020).
"Satu hari kadang bisa dapat Rp 60 ribu, Rp 70 ribu," imbuhnya membeberkan.
Uang tersebutpun digunakannya untuk menghidupi dirinya dan kedua anak yang masih di tanggungnya.
"Saya biasanya mulai jalan itu pukul 09.00 WIB, terus pulang ke rumah sekira pukul 13.00 WIB," tutur dia.
Dari hasil pernikahan dengan dua suaminya, dikaruniai enam orang anak, yang sebagian sudah bekerja dan sering mengirimi dia uang setiap bulannya.
Mereka kini ada yang bekerja sebagai pengepul keong sawah, penjual nasi goreng, guru, dan ada yang bekerja di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Namun saat ini dia masih menjadi pengemis, dan sambil merawat kedua anaknya yang memiliki keterbelakangan mental.
"Saya saat ini cuma bisa minta-minta, kadang, ya, minta beras, yang penting tidak mencuri," tutur Mariyam. (*)