Berita Solo Terbaru
Warga Danukusuman yang Ditemukan Tewas, Tinggal Sebatang Kara, Tiap Minggu Dapat Kiriman Anaknya
Seorang warga Kelurahan Danukusuman, Kecamatan Serengan, KB (72), yang ditemukan meninggal dunia di rumahnya, Jumat (9/5/2020) hidup seorang diri.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Seorang warga Kelurahan Danukusuman, Kecamatan Serengan, KB (72), yang ditemukan meninggal dunia di rumahnya, Jumat (9/5/2020) hidup seorang diri.
Almarhum diketahui memiliki dua orang anak yang kini telah berkeluarga dan menetap di daerah Surabaya dan Temanggung.
Warga Jogoprajan RT 7 RW 4, Nyoto menyampaikan almarhum sempat tinggal bersama anaknya di daerah Temanggung.
• 3 Hari Tak Keluar Rumah, Warga Danukusuman Ditemukan Meninggal di Rumahnya, Evakuasi APD Lengkap
Namun tak berselang lama, ia ingin kembali ke rumahnya di daerah Kelurahan Danukusuman.
"Dulu-dulu ini sudah lama ikut di Temanggung, terus pulang ke sini, tapi anak-anaknya tetap perhatian, masih mengirimkan uang mingguan," tutur Nyoto kepada TribunSolo.com, Sabtu (9/5/2020).
Saudara yang biasa mengantarkan uang mingguan kemarin menjenguk ke rumah almarhum, Jumat (8/5/2020).
Ia juga ditemani Nyoto yang pada waktu itu selesai salat tarawih.
• Tak Lagi Tinggal di Becak, Dul Rohmat Pulang Kampung, Begini Kondisi Rumah Keluarganya di Grobogan
Nyoto khawatir dengan kondisi almarhum lantaran tiga hari sebelum ia menghembuskan napas terkahirnya tidak pernah keluar rumah.
Saat keduanya mengetuk pintu rumah, almarhum tidak menyahut sama sekali.
Mereka kemudian menyoba melihat dari sela-sela pintu rumah dan mendapati almarhum telah meninggal dunia.
"Tadi malam habis salat tarawih, saya keluar, tiga hari kok tidak pernah keluar, terus ada saudara almarhum yang menjenguk," tutur Nyoto.
• Kronologi Toyota Kijang Terguling di Klaten: Sopir Diduga Ngantuk, Mobil Oleng saat Banting Setir
"Pintunya diketuk tidak ada jawaban, kami coba melihat kondisinya dari celah pintu, setelah melihat kondisinya saya yakin sudah meninggal dunia," imbuhnya membeberkan.
Mendobrak pintu menjadi hal pertama yang terlintas guna memastikan kondisi almarhum.
"Itu diurungkan, kalau didobrak nanti urusannya sama polisi, akhirnya kami lapor ke Pak RT, terus pak RT menelepon polisi," ujar Nyoto.