Djoko Santoso Meninggal Dunia
Profil Jenderal (Purn) TNI Djoko Santoso, Alumni SMAN 1 Solo yang Berhasil Jadi Panglima TNI
Djoko Santoso dikabarkan meninggal dunia pada Minggu (10/5/2020) di RSPAD Gatot Subroto pada pukul 06.30 WIB.
Penulis: Naufal Hanif Putra Aji | Editor: Ryantono Puji Santoso
Pada 1990, dilanjutkan bergabung dengan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad).
Kemudian di tahun 2005, Djoko Santoso ikut kursus Lemhannas.
Dalam kariernya di dunia militer, Djoko Santoso lebih sering ditugaskan pada bidang intelijen.
Pria kelahiran Solo ini diangkat sebagai Wakil Asisten Sosial Politik untuk Kaster sekaligus Kasospol ABRI pada 1998.
Pada tahun 2000, Djoko Santoso diangkat sebagai Kepala Staf Kodam IV/Diponegoro dan setahun kemudian dipercaya menduduki jabatan Panglima Divisi II/Kostrad.
Kemudian Djoko Santoso menjabat sebagai Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Pattimura pada 2002.
Saat bertugas sebagai Pangdam XVII/Pattimua, Djoko Santoso berhasil menangani kerusuhan di Maluku.
Selain bertugas sebagai Pangdam Pattimura, Djoko Santoso juga sebagai Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan (Pangkoopslihkam) pada 2002-2003.
Seiring berjalannya waktu, karier Djoko Santoso di dunia militer semakin melejit.
• Kehidupan Dul Rohmat Kini: Tak Lagi Tinggal di Becak, Pemdes Pastikan Keluarga Dapat Bantuan Sosial
Pada 2003, Djoko Santoso diangkat sebagai Panglima Kodam Jaya, kemudian di tahun yang sama diangkat sebagai Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).
Dua tahun setelah itu, Djoko Santoso menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Ryamizard Ryacudu.
Selain itu, Djoko Santoso pernah bertugas dalam Operasi Seroja pada 1976, 1981, dan 1988.
Karier militer Djoko Santoso tidak hanya urusan dalam negeri.
Djoko Santoso pernah mendapat penugasan ke luar negeri seperti ke Malaysia pada 1990, Australia pada 1990, Singapura pada 1991, RRC pada 1994, Thailand pada 1994, Amerika Serikat pad 2006, Vietnam pada 2006, India pada 2007, Pakistan pada 2007, dan Kamboja pada 2007.
Djoko Santoso diangkat oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia pada 28 Desember-28 September 2010.
Djoko Santoso menjabat sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia untuk periode 2007-2010 menggantikan Marsekal TNI Djoko Suyanto yang memasuki masa purna tugas.
Djoko Santoso, Ketua BPN Prabowo-Sandiaga Uno (tribunnews.com)
Serah terima jabatan Panglima TNI berlangsung di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.
Saat itu, Djoko Santoso merupakan calon tunggal Panglima TNI yang diusulkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui surat Nomor 65 yang diajukan kepada pimpinan DPR.
Karena dedikasi dan prestasinya, Djoko Santoso mendapatkan sejumlah bintang jasa seperti Bintang Dharma, Bintang Kartika Eka Paksi Utama, Bintang Bhayangkara Utama, Bintang Pingat Jasa Gemilang, Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama, Bintang Jalasena Utama, dan Medali Sahametrei Tingkat Theoupdin.
• Polisi Duga Kejadian Pecah Kaca Mobil di Karanganyar Karena Pantulan Batu, Bukan Lemparan Orang
Pada Pemilu Pemilihan Presiden 2009, Djoko Santoso diminta Megawati Soekarnoputri untuk mendampinginya sebagai calon wakil presiden, namun Djoko Santoso menolak tawaran ini.
Djoko Santoso ingin berfokus pada tugasnya sebagai seorang prajurit TNI daripada terjun ke ranah politik.
Setelah purna dari jabatannya sebagai Panglima TNI, pada 2013 Djoko Santoso mendeklarasikan organisasi masyarakat Gerakan Indonesia Adil Sejahtera dan Aman (ASA) di Balai Kartini Jakarta.
Gerakan Indonesia ASA didirikan oleh Djoko Santoso sebagai Ketua Dewan Pembina bersama Mayjen TNI (Purn) Kurdi Mustofa sebagai Sekretaris Dewan Pembina dan Usamah Hisyam sebagai Direktur Dewan Pengurus Harian.
Gerakan Indonesia ASA bertujuan untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa, agar berdaulat di bidang politik, mandiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang sosial budaya, guna mencapai cita-cita bangsa Indonesia.
Selain itu gerakan ini mengajak bangsa untuk bangkit, bersatu, bekerja keras, dan besama-sama menuju Indonesia lebih maju.
Saat peresmian Gerakan Indonesia ASA tersebut juga diluncurkan buku berjudul ‘Jenderal TNI (Purn) H Djoko Santoso: Bukan Jenderal Kancil’.
Buku ini berisi riwayat hidup, perjuangan, dan prestsi yang dicapai Djoko Santoso dalam perjalanan karier militernya.
‘Jenderal TNI (Purn) H Djoko Santoso: Bukan Jenderal Kancil’ ditulis oleh dua wartawan senior Perum LKBN ANTARA, Aat Surya Safaat dan Edi Utama.
Pada 2015, Djoko Santoso bergabung dalam Partai Gerindra dan menduduki jabatan Anggota Dewan Pembina.
Pada Pilpres 2019, Jenderal TNI (Purn) H Djoko Santoso ditunjuk oleh pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno untuk memimpin Badan Pemenangan Nasional (BPN) mereka.
BPN merupakan sebuah tim pemenangan dari kubu Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
(TribunSolo/ naufalhpa) (TribunNewsWiki)