Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Virus Corona

Update Corona Indonesia 10 Mei 2020: Bertambah 387 Kasus, Kini Total Ada 14.032 Pasien Positif

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virua Corona (Covid-19), Achmad Yurianto, kembali mengumumkan perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia.

TRIBUN/HO/BNPB
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto 

TRIBUNSOLO.COM - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virua Corona (Covid-19), Achmad Yurianto, kembali mengumumkan perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia.

Menurut Yuri, pasien positif Covid-19 di Indonesia meningkat 387 orang per Kamis, 10 Mei 2020 pukul 12.00 WIB.

Pernah Sekolah di SMAN 1 Solo, Begini Sosok Mantan Panglima TNI Djoko Santoso di Mata Para Alumni

Total kasus positif Covid-19 di Indonesia kini telah mencapai 14.032 pasien.

Hal itu Yuri sampaikan dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube BNPB, Minggu sore.

 

Sementara itu, dari total kasus positif tersebut, terdapat tambahan 14 pasien positif corona yang meninggal dunia.

Kini, total kasus kematian akibat Covid-19 telah mencapai 973 pasien.

Kabar baiknya, terdapat tambahan 91 pasien yang dinyatakan sembuh.

Sehingga, total pasien sembuh bertambah menjadi 2.698 orang.

Sebelumnya, total kasus positif Covid-19 di Indonesia berjumlah 13.645 pasien per 9 Mei 2020.

Sementara itu, total terdapat 2.607 pasien yang dinyatakan sembuh dan 959 pasien meninggal dunia.

Ini 5 Usulan Psikolog Politik Hamdi Muluk Agar Kurva Kasus Corona Landai, Masyarakat Diimbau Menaati

Cara Mengurangi Kecemasan Akibat Pandemi Covid-19

Dokter Psikiater di Klinik Psikosomatik OMNI Hospital Alam Sutera Tangerang, dr Andri SpKJ FAPM memberikan tips untuk mengurangi gangguan kecemasan akibat wabah corona.

Menurut dr Andri, pada dasarnya setiap manusia bisa mengalami gangguan kecemasan yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari.

Sebab setiap manusia mengalami kondisi tertekan pada suatu hal sehingga menimbulkan kecemasan.

"Seringkali kalau kita berbicara tentang kecemasan bukan hanya saat wabah Covid-19."

"Kehidupan kita sehari-hari juga bisa menimbulkan kecemasan."

"Yang membuat seseorang mengalami kecemasan, ketika dia tidak mampu lagi beradaptasi, tertekan, hingga mengalami stres," ujar dr Andri kepada Tribunnews melalui sambungan Zoom Meeting, Rabu (6/5/2020).

dr Andri juga menuturkan, seseorang tidak serta merta langsung mengalami gangguan kecemasan.

Menurutnya, ada sejumlah tahapan awal yang dilalui.

"Level awalnya itu stres dulu, dia tertekan, dia tidak nyaman, dan berusaha beradaptasi."

"Lalu ketika orang itu tidak mampu lagi beradaptasi, maka dia mengalami gejala kecemasan," katanya.

Lantas bagaimana ia memberikan tips untuk mengurangi gangguan kecemasan akibat wabah corona?

dr Andri menyampaikan ada tiga cara yang bisa dilakukan oleh semua orang yang mengalami kecemasan.

Di antaranya adalah menerima kenyataan, melakukan relaksasi dan membatasi informasi.

Ilustrasi panik atau cemas (pixabay.com/xusenru)
Ilustrasi panik atau cemas (pixabay.com/xusenru)

Menhub Izinkan Trasportasi Beroperasi, Perusahaan Bus Wonogiri Siapkan Armada Berangkat Jakarta

Terkait dengan menerima kenyataan, dr Andri menjelaskan, hal itu dilakukan agar diri kita tidak terlalu terbebani dengan kondisi saat ini.

Pasalnya, kondisi sulit akibat corona juga dirasakan banyak orang dari berbagai negara yang terdampak.

"Pertama yang perlu diperhatikan adalah menerima kenyataan kondisi ini, ikhlas adalah salah satu cara untuk menerima."

"Kita belajar untuk menerima bahwa keadaan ini semua manusia ikut mengalaminya."

"Ada lebih dari 200 negara mengalami hal yang sama," ungkapnya.

Selain itu, dr Andri menyatakan, berupayalah untuk menganggap kondisi akibat wabah bisa membuat diri kita 'naik kelas' dalam kehidupan.

"Supaya kita bisa jadi manusia yang lebih baik lagi," tambahnya.

Siapa sangka, ada kekuatan super pada diri orang dengan gangguan kecemasan. So, jangan minder ya!
Gangguan kecemasan (Neuro Science)

Kendati demikian, dr Andri tak memungkiri adanya kesulitan dalam menghadapi krisis kehidupan seperti saat ini.

"Untuk itu tidak masalah bila diri kita merasakan sedih, kecewa dan marah atas kondisi ini," jelasnya.

Menurutnya, perasaan tersebut adalah bagian dari norma yang wajar.

"Tapi jangan lupa kita mulai mencatat apa yang bisa kita lakukan supaya bisa lebih baik lagi kedepan," paparnya.

Selain itu, cara kedua dari dr Andri adalah melakukan relaksasi.

Relaksasi bisa dilakukan kapan saja, misalnya dalam kondisi berpuasa seperti sekarang, bisa dilakukan sehabis sembayang.

"Lakukan upaya penenangan diri, perhatikan nafas kita, tenangkan pikiran kita, tidak mudah tapi bisa dilakukan," ujarnya.

Sistem informasi Bersatu Lawan COVID (BLC) (Tangkap layar channel YouTube BNPB)
Sistem informasi Bersatu Lawan COVID (BLC) (Tangkap layar channel YouTube BNPB) (Tangkap layar channel YouTube BNPB)

Sebulan Sempat Nol Kasus, China Laporkan Kembali Munculnya Kasus Positif Corona di Wuhan

Sementara itu, cara terakhir menurut dr Andri adalah membatasi informasi yang berkaitan dengan Covid-19.

"Informasi yang saat ini diharapkan oleh masyarakat adalah informasi yang bersifat optimis, yang membangkitkan semangat, itu yang sebenarnya harus ditekankan," tegas dr Andri.

Untuk itu, dalam mengurangi kecemasan, batasi menerima informasi buruk soal wabah corona.

Misalnya dengan hanya satu jam saja, kemudian lakukan hal yang di tengah karantina.

"Satu hari satu jam saja, lalu bisa mengerjakan hal yang lain yang bisa dilakukan dari rumah."

"Hal-hal seperti ini yang perlu diperhatikan untuk mengurangi kecemasan dan stres dalam keadaan covid-19 ini," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta/Maliana)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Update Corona Indonesia 10 Mei: 14.032 Pasien Positif, 2.698 Sembuh, 973 Meninggal, 

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved